Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah negara dengan tingkat vaksinasi yang cukup tinggi tetapi mengandalkan produksi China ini menunjukkan kasus harian Covid-19 yang parah.
Dilansir The New York Times (NYT), Selasa (22/6/2021), beberapa negara seperti Seychelles, Chile, Bahrain dan Mongolia mencatatkan tingkat vaksinasi sebesar 50 - 68 persen pada populasinya. Bahkan mereka melebihi Amerika Serikat, berdasarkan Our World in Data.
Namun, keempat negara tersebut mencatatkan kasus terburuk hingga masuk 10 besar pada data NYT. Keempat negara tersebut menggunakan vaksin China, yakni Sinopharm dan Sinovac.
Sejumlah ilmuwan berpendapat vaksin milik China tidak terlalu efektif dalam mencegah penyebaran virus, terutama pada varian baru.
Mereka tidak mengerti kenapa negara dengan tingkat inokulasi yang tinggi malah menderita dengan kejadian luar biasa. Beberapa faktor seperti mutas, pelonggaran pembatasan kesehatan yang terlalu cepat, dan pelanggaran protokol kesehatan bisa jadi alasannya.
“Jika vaksin ini cukup bagus, kita harusnya tidak melihat pertanda seperti ini. China bertanggung jawab memperbaiki [kondisi] ini,” kata virologis di University of Hong Kong Jin Dongyan.
Baca Juga
Israel yang mengandalkan vaksin milik Pfizer mencatatkan tingkat vaksinasi tertinggi kedua di dunia setelah Seychelles, yakni 4,95 per seribu orang. Sementara Seychelles mencatatkan 716 kasus per seribu dengan vaksin Sinopharm.
Seorang warga Mongolia bernama Otgonjargal (31) dikonfirmasi positif Covid-19 setelah 1 bulan disuntik dua dosis vaksin Sinopharm.
“Orang-orang percaya jika kita divaksin, musim panas ini akan bebas Covid. Sekarang seperti itu tidak benar,” katanya.
Sementara itu, Sinovac mengatakan kepada Global Times, media milik Partai Komunis China, bahwa vaksin tidak dapat memberikan proteksi 100 persen, tetapi dapat mengurangi gejala berat dan mencegah kematian.
Wei Sheng, profesor dari sekolah kesehatan masyarakat Tongji Medical College di Huazhong University of Sciences and Technology mengatakan dalam sebuah wawancara dengan CCTV pada Senin, bahwa vaksin Sinovac yang telah diberikan secara alias masih efektif untuk melawan varian Delta.
Hal ini dapat terlihat di Guangzhou, Provinsi Guangdong China bahwa risiko keparahan penyakit dapat ditekan dibandingkan dengan yang belum divaksin. Artinya, vaksin dapat melindungi, kata Wei.