Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah penelitian ilmiah menunjukkan vaksin Covid-19 terbukti dapat memberikan perlindungan terhadap varian Delta atau atau varian B1617.2. Varian tersebut sebelumnya dikenal dengan dengan nama varian 'India'.
Menurut Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Dokter Reisa Kartikasari Broto Asmoro, data terbaru dari Public Health England (PHE) menyatakan dua dosis vaksin Covid-19 Astrazeneca 92 persen efektif mencegah rawat inap yang disebabkan varian Delta dan tidak menunjukkan adanya kematian di antara mereka yang divaksinasi.
Vaksin juga menunjukkan tingkat efektivitas yang tinggi terhadap Varian Alpha atau B117 yang sebelumnya disebut varian 'Kent' Inggris dengan menurunkan 86 persen rawat inap dan tidak ada kematian yang dilaporkan.
Dokter Reisa mengatakan, efikasi yang lebih tinggi terhadap penyakit parah dan rawat inap akibat Covid-19 didukung oleh data terbaru yang menunjukkan bahwa respon sel t yang kuat terhadap pemberian vaksin Covid-19 Astrazeneca, diduga memiliki korelasi terhadap perlindungan yang tinggi dan bertahan lama.
Laporan tersebut dibuat berdasarkan analisis terhadap 14.019 kasus varian delta. Varian delta adalah kontributor utama gelombang infeksi yang saat ini terjadi di india dan sekitarnya.
"Baru-baru ini menggantikan Varian Alpha sebagai strain dominan di Skotlandia dan telah menyebabkan peningkatan kasus yang signifikan di Inggris," ujar Dokter Reisa, mengutip keterangan resmi Satgas Penanganan Covid-19, Senin (21/6/2021).
Baca Juga
Reisa juga menjelaskan, pada Mei 2021, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan telah mengumumkan hasil kajian yang menyatakan vaksin Sinovac efektif mencegah kematian.
“Vaksinasi dosis lengkap secara signifikan dapat menurunkan risiko dan mencegah Covid-19 bergejala berat,” jelasnya.
Adapun, berdasarkan studi yang dilakukan pada 13 Januari sampai 18 Maret 2021 lalu dan melibatkan lebih dari 128 ribu orang tersebut, menunjukkan vaksinasi menurunkan risiko perawatan dan kematian.
"Berdasarkan analisis, ditemukan bahwa vaksinasi Sinovac dosis lengkap bisa menurunkan atau bisa mengurangi risiko Covid-19 sebanyak 94 persen,” kata Dokter Reisa.
Dia menegaskan, kajian tersebut sangat jelas menunjukkan pemberian vaksinasi lengkap 2 dosis bisa menurunkan risiko terinfeksi Covid-19 dan mencegah kematian. Tidak hanya itu, pemberian vaksinasi Sinovac 2 dosis dapat mencegah sekitar 96 persen risiko perawatan dan 98 persen kematian karena Covid-19.
Studi-studi itu menunjukkan vaksinasi lengkap sangat disarankan karena vaksinasi pemberian dosis pertama itu belum cukup melindungi.
"Apabila masyarakat sudah menerima vaksinasi penuh atau lengkap, akan jauh lebih efektif dalam menurunkan risiko Covid-19 baik perawatan maupun kematian," ujar Dokter Reisa.
Lalu untuk vaksin Sinopharm yang digunakan dalam kegiatan vaksinasi Gotong-Royong, Reisa mengutip komite penasihat ahli dalam WHO atau yang disebut SAGE, tetap merekomendasikan penggunaan semua vaksin yang telah disetujui atau masuk dalam daftar Emergency Use Listing (EUL) WHO termasuk Sinopharm.
Hal itu lantaran vaksin dianggap masih dapat melindungi masyarakat dari risiko komplikasi yang disebabkan Covid-19.
"Uji klinis fase 3 Sinopharm menyatakan pemberian dua dosis vaksin ini dapat melindungi 79 persen orang yang menjadi peserta uji klinis lebih dari standar yang ditetapkan WHO," katanya.