Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan penambahan 13.737 kasus positif virus Corona per hari ini, Minggu (20/6/2021). Dengan penambahan tersebut, total kasus positif Covid-19 di Tanah Air telah mencapai 1.989.909 kasus.
Lonjakan kasus yang kian tak terkendali tersebut sudah diprediksi sebelumnya. Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mislanya sempat mengatakan kasus Covid-19 di Indonesia bakal mengalami lonjakan signifikan pada pertengahan Juni 2021.
Di sisi lain, Organisasi Kesehatan dunia (WHO) menyarankan pemerintah Indonesia untuk menerapkan pembatasan sosial yang lebih besar di wilayah-wilayah dengan peningkatan signifikan kasus Covid-19 akibat mutasi virus.
Dikutip dari Channel News Asia, Kamis (17/6/2021), WHO mencatat bahwa peningkatan drastis tingkat hunian tempat tidur di Indonesia harus menjadi perhatian utama sehingga penerapan langkah-langkah kesehatan dan sosial yang lebih ketat perlu diambil, termasuk pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
“Dengan meningkatnya penularan karena varian kekhawatiran, diperlukan tindakan segera untuk mengatasi situasi di banyak provinsi,” ujar pihak WHO.
Hal serupa juga disampaikan oleh Guru Besar Universitas Indonesia Profesor Zubairi Djoerban.
Dia menilai upaya ekstrem seperti karantina wilayah alias lockdown bisa menjadi opsi yang bisa diambil pemerintah untuk mengendalikan penyebaran virus Corona.
“Meski tak populer di Indonesia, namun kebijakan lockdown terbukti efektif di beberapa negara. Sebut saja di India, yang dari 400 ribu kasus per hari, turun menjadi 70 ribu. Saya rasa, pandemi akan sulit terkendali jika jarak sosial ekstrem tidak diperaktikkan,” cuitnya melalui akun Twitter @ProfesorZubairi, Kamis (17/6/2021).
Adapun, peningkatan kasus positif di beberapa daerah disebabkan oleh virus Corona varian Delta yang berasal dari India. Varian ini diketahui lebih menular jika dibandingkan dengan varian lainnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, dilansir dari medicalnewstoday.com, profesor virologi dan Kepala Departemen Penyakit Menular di Imperial College London di Inggris, Wendy Barclay menjelaskan bahwa varian Delta sekitar 60 persen lebih mudah menular daripada varian Alfa.