Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kejagung Dalami Dugaan Korupsi Impor Emas Rp47,1 Triliun

Anggota Komisi III DPR Arteria Dahlan menuturkan, ada dugaan skandal impor emas senilai Rp47,1 triliun melalui Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Tumpukan emas batangan./Bloomberg
Tumpukan emas batangan./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Penyidik Kejaksaan Agung (Kejagung) tengah mendalami perkara dugaan tindak pidana korupsi impor emas yang diduga telah melibatkan delapan perusahaan.

Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Kejagung, Febrie Adriansyah mengatakan, pihaknya tengah berkoordinasi dengan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) pada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk menyelidiki dugaan korupsi impor emas tersebut.

Febrie berpandangan, jika kasus tersebut masuk dalam kategori korupsi, maka pihaknya sudah siap untuk masuk dan menindaklanjuti aduan anggota Komisi III DPR.

Namun, jika kasus itu masuk kategori kepabeanan, maka PPNS dari Kemenkeu yang akan menanganinya.

"Jadi, kami masih analisa dulu. Ini masuk kasus korupsi atau kepabeanan. Kalau kepabeanan, itu bukan ranah kami," tuturnya kepada Bisnis, Rabu (16/6/2021).

Sebelumnya, dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi III DPR dengan Kejaksaan Agung, anggota Komisi III DPR Arteria Dahlan menuturkan, ada dugaan skandal impor emas senilai Rp47,1 triliun. Impor tersebut, disebut Arteria melalui Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Dia mendesak Kejagung menuntaskan kasus itu, karena berpotensi merugikan negara hingga Rp2,9 triliun. Terlebih, bea masuknya 0 persen.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper