Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Politisi: Tinjau Ulang Pembelajaran Tatap Muka, Waspadai Kasus Positif Berulang

Penyelenggaran sekolah tatap muka dapat dilakukan ketika situasi dan kondisinya sudah benar-benar memungkinkan.
Ilustrasi - Virus Corona varian delta plus/Istimewa
Ilustrasi - Virus Corona varian delta plus/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo meminta pemerintah meninjau kembali rencana untuk membuka pembelajaran tatap muka atau PTM di sekolah.

Pernyataannya itu dikeluarkan setelah pemerintah kembali melanjutkan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro mulai 15 sampai 28 Juni 2021.

PPKM Mikro diterapkan lantaran tren peningkatan kasus Covid-19 pascalebaran ditandai dengan peningkatan kasus harian.

"Tentu terkait dengan rencana sekolah tatap muka, ya saya kira ini harus dipikirkan kembali. Apakah kita siap atau tidak? Jika melihat situasi seperti ini nampaknya tidak siap," kata politisi PDIP itu, Selasa, (15/6/2021).

Rahmad mengatakan memaksakan diri untuk belajar tatap muka bisa berisiko terjadinya penyebaran pandemi Corona.

Rahmad juga menyoroti peningkatan keterpakaian tempat tidur isolasi dan ICU di Rumah Sakit terutama di empat provinsi di Pulau Jawa, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

“Karena itulah penyelenggaran sekolah tatap muka dapat dilakukan ketika situasi dan kondisinya sudah benar-benar memungkinkan,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat mengatakan ledakan kasus positif Covid-19 yang berulang harus menjadi pelajaran bagi para pemangku kepentingan untuk memperbaiki upaya pengendalian Covid-19 di Tanah Air.

"Saya berharap tidak ada lagi kendala dalam menyikapi ledakan kasus positif Covid-19 yang berulang di DKI Jakarta dan sejumlah daerah lainnya," katanya dalam keterangan tertulis.

Data Pemprov DKI Jakarta menunjukkan kasus aktif di Jakarta pada Minggu (6/6) mencapai 11.500 dan pada Minggu (13/6) menjadi 17.400.

“Itu artinya dalam satu pekan terakhir kasus aktif di DKI Jakarta naik 50 persen,” ujarnya.

Angka-angka tersebut, menurut Lestari, menggambarkan kondisi ledakan kasus yang pernah dialami Provinsi DKI Jakarta dan sejumlah daerah lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper