Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menko Airlangga Ingatkan Kenaikan Kasus Covid-19 Dampak Mudik

Menko Airlangga menjelaskan adanya kenaikan kasus Covid-19 di second-tier cities (kota level kedua), karena dampak dari mudik.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto saat menerima audiensi dari para pelaku industri film di Jakarta, Jumat (19/3/2021)./Antara/HO-Humas Kemenko Perekonomian.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto saat menerima audiensi dari para pelaku industri film di Jakarta, Jumat (19/3/2021)./Antara/HO-Humas Kemenko Perekonomian.

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memaparkan kondisi perkembangan pandemi Covid-19 di Indonesia terkini. Airlangga mengklaim penanganan Covid-19 sudah semakin baik, sehingga kasus kesembuhan meningkat.

Meski begitu, Airlangga menjelaskan adanya kenaikan kasus di second-tier cities (kota level kedua), karena dampak dari mudik. Hal tersebut, katanya, sudah diantisipasi oleh pemerintah dengan melakukan penyekatan dan isolasi.

“Covid-19 ini perlu diwaspadai, jadi masyarakat jangan kasih kendor. Karena di beberapa daerah, khususnya di Jawa Barat tingkat kedisiplinan penggunaan masker sudah mulai turun di bawah 60%. Jadi ini yang terus kita dorong, bahwa walaupun sudah divaksin tetap memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan," ujar Airlangga saat mengunjungi Sentra Vaksinasi Serviam (SVS) yang berlokasi di Sekolah Santa Ursula, Lapangan Banteng Utara, Jakarta, seperti yang tertera dalam siaran pers, Rabu (9/6/2021).

Untuk mencapai target kekebalan masyarakat (herd immunity), maka pemerintah perlu mempercepat upaya vaksinasi. Hal tersebut dapat dicapai salah satunya dengan memperbanyak jumlah sentra vaksin, agar penyuntikan dapat mencapai jumlah 700.000 sampai 1 juta dosis per hari.

Sejalan dengan target pemerintah, para alumni tiga sekolah yang terdiri dari Angela Basiroen (alumni Sekolah Santa Ursula), Timotheus Lesmana (alumni Sekolah Santa Theresia), dan Gina Sutono (alumni Sekolah Santa Maria), menggagas pembentukan SVS yang sudah resmi dibuka pada Sabtu, (30/3/2021) yang lalu.

Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di SVS berlangsung atas kerja sama dengan pemerintah, serta di bawah tanggung jawab Dinas Kesehatan DKI khususnya pihak Puskesmas Sawah Besar. Secara khusus, kategori target penerima vaksin Covid-19 di SVS yaitu lansia di atas 60 tahun, pendidik, tokoh agama, dan kaum difabel.

"Karena target audience terbuka untuk umum, maka masyarakat yang memenuhi kategori tersebut dapat mendaftarkan diri di SVS dengan syarat di antaranya, penduduk DKI yang memiliki eKTP DKI, atau penduduk dengan eKTP non-DKI yang disertai Surat Keterangan Domisili DKI dari RT dan RW bercap basah," tulis Kemenko Perekonomian dalam siaran pers.

Sampai dengan Rabu (2/6/2021), SVS sudah melakukan vaksinasi kepada sekitar 17.000 akseptor dengan melibatkan jumlah relawan yang terdiri dari tenaga kesehatan (nakes) sebanyak 150 orang, dan non-nakes sebanyak 450 orang yang termasuk guru dan suster. Adapun, target jumlah penerima vaksin di SVS adalah sebanyak 30.000 akseptor. 

"Kami sangat senang bahwa Bapak Menko sudah memberi perhatian dan menyempatkan berkunjung ke Sentra Vaksinasi Serviam. Bagi kami ini penyemangat karena kami diperhatikan pemerintah. Harapan kami, kehadiran Bapak membuat kami semakin dikenal dan semakin banyak yang mendaftar untuk vaksin sehingga percepatan vaksinasi segera terealisasi. Dukungan agar Sentra Vaksinasi Serviam dapat tetap bekerja dengan baik tentu juga kami harapkan," ujar salah satu penggagas SVS, Timotheus Lesmana, seperti yang dikutp dari siaran pers.

Saat kunjungannya ke SVS hari ini (9/6/2021), Airlangga ikut meninjau proses pelaksanaan vaksinasi dan berbincang dengan masyarakat peserta vaksinasi. Terkait ketersediaan vaksin, dia menyatakan bahwa pengadaan vaksin saat ini sudah mencapai jumlah sekitar 90 juta dosis vaksin.

“Memang sebagian dari persediaan itu adalah bahan baku sehingga kalau di proses di Bio Farma membutuhkan waktu. Namun Pemerintah memastikan vaksin akan terus berdatangan, karena itu pemerintah daerah tidak perlu khawatir akan kekurangan stok dan jangan sampai menyimpan stok,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper