Bisnis.com, JAKARTA--Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa mengumumkan negaranya akan kembali memberlakukan tindakan yang lebih ketat (lockdown) karena khawatir seluruh negara akan segera menghadapi gelombang ketiga pandemi Covid-19.
Empat dari sembilan provinsi di negara itu, termasuk Gauteng yang mencakup Johannesburg dan Pretoria yang memiliki populasi terbesar, tengah berjuang melawan gelombang ketiga infeksi, kata Ramaphosa seperti dikutip Aljazeera.com, Senin (31/5).
“Mungkin hanya masalah waktu sebelum negara secara keseluruhan memasuki gelombang ketiga,” katanya.
Afrika Selatan secara resmi menjadi negara yang paling parah terkena dampak di benua itu dengan lebih dari 1,65 juta kasus dan 56.363 kematian.
"Jumlah infeksi mulai meningkat tajam di beberapa bagian negara," kata presiden itu. Dia menambahkan bahwa menahan penyebaran virus sekarang sangat penting untuk memungkinkan sebanyak mungkin orang divaksinasi sebelum gelombang ketiga mencapai puncaknya,” tambahnya.
Negara itu mencatat 4.515 kasus baru selama 24 jam terakhir. Ramaphosa mengatakan "tingkat kepositifan" di antara tes yang dilakukan sekarang "menjadi perhatian".
Lockdown mulai berlaku hari ini dan akan memaksa tempat-tempat yang tidak penting seperti restoran, bar, dan pusat kebugaran tutup pada pukul 10 malam waktu setempat (20:00 GMT). Jam malam akan diperpanjang satu jam, mulai pukul 11 malam dan berakhir pada pukul 4 pagi.
Sedangkan pertemuan, termasuk acara politik dan agama, akan dibatasi hingga 250 orang di luar ruangan dan 100 di dalam ruangan.