Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Covid-19 di India Tembus 25 Juta, 4.329 Kematian dalam Sehari

India menjadi negara kedua di dunia setelah Amerika Serikat yang melewati tonggak sejarah yang suram dengan total 25,23 juta kasus Covid-19.
Relawan dan kerabat bersiap untuk mengkremasi jenazah orang yang meninggal akibat penyakit virus corona (COVID-19), di tempat krematorium di desa Giddenahalli di pinggiran Bengaluru, India, Minggu (2/5/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Samuel Rajkumar/WSJ/sa/am
Relawan dan kerabat bersiap untuk mengkremasi jenazah orang yang meninggal akibat penyakit virus corona (COVID-19), di tempat krematorium di desa Giddenahalli di pinggiran Bengaluru, India, Minggu (2/5/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Samuel Rajkumar/WSJ/sa/am

Bisnis.com, JAKARTA - Total kasus virus Corona di India kembali melonjak hingga melewati angka 25 juta setelah ada penambahan 263.533 kasus infeksi baru selama 24 jam terakhir. Pada saat yang sama, angka kematian akibat Covid-19 naik dengan rekor 4.329 kasus dalam sehari.

India menjadi negara kedua di dunia setelah Amerika Serikat yang melewati tonggak sejarah yang suram. Jumlah kasus di negara itu saat ini mencapai 25,23 juta.

Sementara itu, jumlah kematian akibat Covid-19 di India mencapai 278.719, menurut data kementerian kesehatan seperti dikutip Aljazeera.com, Selasa (18/5/2021).

Jumlah resmi kasus harian mulai menurun minggu lalu, dengan infeksi baru pada Senin mencapai 281.386. Angka itu menunjukkan untuk pertama kalinya kasus turun di bawah 300.000 sejak 21 April.

Akan tetapi, dengan penurunan infeksi selama beberapa hari terakhir, para ahli mengatakan tidak ada kepastian kalau infeksi telah mencapai titik puncaknya. Pasalnya, ada kekhawatiran yang berkembang di dalam dan luar negeri atas varian B.1.617 baru yang lebih menular.

"Masih banyak bagian negara yang belum mengalami titik puncak, angkanya  masih naik," kata kepala ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia Soumya Swaminathan seperti dikutip di surat kabar The Hindu.

Swaminathan menunjuk pada tingkat paparan wabah secara nasional yang sangat tinggi dari sekitar 20 persen dari tes yang dilakukan. Artinya ada tanda bahwa mungkin ada kondisi yang lebih buruk yang akan datang.

“Pengujian masih tidak memadai di banyak negara bagian. Dan ketika Anda melihat tingkat positif tes yang tinggi, jelas kami belum  melakukan pengujian secara memadai,” katanya.

Menurutnya, angka itu harus dicatat dalam konteks seberapa banyak pengujian dilakukan dan menguji tingkat kepositifan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Aljazeera

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper