Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dukung India, Inggris Berencana Kirim Lagi 1.000 Ventilator

Dukungan terbaru dari Inggris muncul menjelang percakapan via telepon antara Perdana Menteri Boris Johnson dan Narendra Modi.
Sejumlah pasien Covid-19 dirawat di dalam bangsal yang penuh sesak di sebuah rumah sakit di New Delhi, India, Sabtu (1/5/2021)./Antara/Reuters-Danish Siddiqui
Sejumlah pasien Covid-19 dirawat di dalam bangsal yang penuh sesak di sebuah rumah sakit di New Delhi, India, Sabtu (1/5/2021)./Antara/Reuters-Danish Siddiqui

Bisnis.com, LONDON - Dukungan dari berbagai negara masih diperlukan India untuk menangani ledakan kasus Covid-19

India melaporkan lebih dari 300.000 kasus harian Covid-19 selama 10 hari lebih secara beruntun. Kondisi itu menyebabkan rumah sakit, juga kamar mayat dan krematorium kewalahan.

Terkait kondisi darurat di India, Inggris berencana mengirim lagi 1.000 ventilator ke negeri yang sedang dirundung ledakan pandemi tersebut.

Pemerintah Inggris menyampaikan rencana tersebut pada Minggu (2/5/2021). Pengiriman bantuan dimaksudkan guna meningkatkan dukungan terhadap sistem kesehatan India yang sedang berjuang menangani lonjakan tajam kasus Covid-19.

Pemerintah Inggris sebelumnya setuju untuk mengirim 600 perangkat medis, termasuk ventilator dan konsentrator oksigen.

"Dukungan ini akan langsung membantu memenuhi kebutuhan darurat di India, terutama oksigen untuk pasien," kata Menteri Luar Negeri Dominic Raab melalui pernyataannya. "Kami bermaksud membantu rekan kami India di saat mereka membutuhkan," lanjut Raab.

Pejabat tinggi kesehatan Inggris juga telah berbicara dengan mitra mereka di India untuk memberikan arahan.

Negara lain, seperti Amerika Serikat, Jerman dan Pakistan, juga memberikan dukungan saat jumlah infeksi harian Covid-19 di India mencapai 392.488, dengan total kematian lebih dari 215.000.

Dukungan terbaru dari Inggris muncul menjelang percakapan via telepon antara Perdana Menteri Boris Johnson dan Narendra Modi. Mereka dijadwalkan melakukan percakapan telepon pada Selasa. Pembicaraan keduanya bertujuan untuk meningkatkan hubungan bilateral.

Percakapan itu menggantikan kunjungan Johnson yang direncanakan pada April, namun batal dilakukan karena lonjakan kasus Covid-19.

Pemerintah Modi enggan menerapkan lockdown nasional. Akan tetapi hampir 10 negara bagian dan wilayah persatuan India telah mengadopsi berbagai bentuk pembatasan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper