Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah polemik pembuangan air limbah dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi ke laut, Jepang mengeluarkan keputusan yang kontroversial terkait pengoperasian reaktor berusia tua.
Melansir Perusahaan Penyiaran Jepang (Nippon Hoso Kyokai/NHK) pada Kamis (29/4/2021), Gubernur Provinsi Fukui di Jepang tengah, Sugimoto Tatsuji telah menyetujui pengoperasian kembali tiga reaktor nuklir di pesisir Laut Jepang yang berusia lebih dari 40 tahun.
Ketika terjadi kecelakaan di PLTN Fukushima Daiichi pada 2011, operasi reaktor itu dibatasi oleh hukum hingga pada prinsipnya 40 tahun. Namun, reaktor tua itu masih dapat diizinkan beroperasi hingga 60 tahun jika lolos pemeriksaan oleh Otoritas Regulasi Nuklir.
Reaktor No.1 dan No.2 di PLTN Takahama dan reaktor No.3 di PLTN Mihama telah lolos pemeriksaan tersebut.
Sebelumnya pada tahun ini, dua kota yang menjadi lokasi pembangkit itu menyetujui pengoperasian kembali reaktor tersebut. Majelis Provinsi Fukui mengikutinya.
Dalam konferensi pers pada Rabu (28/04/2021), Gubernur Sugimoto mengatakan provinsi itu telah membuat penilaian keamanan sendiri, selain memastikan sikap pemerintah pusat dan Perusahaan Tenaga Listrik Kansai yang menjalankan PLTN itu.
Dia mengatakan dapat memberikan penilaian positif dalam tingkat tertentu terhadap proposal tersebut dari sudut pandang kopastian keamanan reaktor tersebut, juga persetujuan dan pengertian dari masyarakat di lokasi itu.
Jika kembali beroperasi, reaktor itu akan menjadi yang pertama dengan usia di atas 40 tahun sejak pembatasan diberlakukan terhadap operasional reaktor nuklir.
