Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

India Alami Tsunami Covid-19, Sepekan Catat 2,2 Juta Kasus Positif

Kematian sepekan tercatat mencapai 16.323 orang.
Para pria bersorak saat mereka disiram air selama perayaan Holi, di tengah penyebaran Covid-19 di Prayagraj, India, Senin (29/3/2021)./Antara-Reuters
Para pria bersorak saat mereka disiram air selama perayaan Holi, di tengah penyebaran Covid-19 di Prayagraj, India, Senin (29/3/2021)./Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – India mengalami tsunami Covid-19. Dalam sepekan tambahan kasus mencapai lebih dari 2,2 juta kasus dengan kematian di kisaran 2.000-an orang per hari.

Mengutip data Worldometers.info sampai dengan Minggu (25/4/2021), India mencatatkan kasus harian paling banyak di dunia, hingga 354.531 kasus dalam sehari dan 2.806 kematian.

Dalam sepekan, kasus Covid-19 di India sudah bertambah sampai 47 persen mencapai 2.248.533 kasus. Adapun, kematian sepekan tercatat mencapai 16.323 orang.

Sementara itu, untuk jumlah yang sembuh dalam sehari bertambah 218.559 orang.

Saat ini, meski mencatatkan tambahan kasus terbanyak, India menempati urutan kedua di bawah Amerika Serikat (AS) dengan kasus terbanyak di dunia.

India mencatatkan total kasus sebanyak 17.306.300 kasus dengan total 14.296.640 di antaranya sudah sembuh.

Lonjakan kasus di India diduga adanya mutasi virus yang membuat virusnya tak terdeteksi dengan metode pemeriksaan standar RT-PCR.

Melansir kanal Youtube CRUX, Senin (19/4/2021), mutasi Covid-19 di India tak terdeteksi tes RT-PCR karena bersembunyi langsung di paru, sehingga RT-PCR yang mengambil sampel dari tenggorokan dan hidung sudah tak bisa mendeteksi.

“Berbagai rumah sakit di India melaporkan bahwa pasien bergejala dites tetap negatif meskipun sudah dua atau tiga kali tes. Virus yang tidak terdeteksi membuat pasien membantu penularan virus makin menyebar. Kasus Covid-19 dari hasil tes negatif dan RT-PCR gagal banyak dilaporkan di seluruh India,” tulis laporan tersebut.

Mutasi virus dan kegagalan tes terjadi karena virus dapat mengubah perilakunya. Sampling yang tidak memadai, pengantaran sampel yang tidak tepat, dan swab yang terlambat membat virus ini tidak sampai terdeteksi di tempat pemeriksaan RT- PCR.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper