Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemampuan Oksigen KRI Nanggala-402 72 Jam Jika Kedalaman Kurang dari 300 Meter

Daya tahan oksigen 72 jam seperti pernyataan KSAL Yudo Margono itu bisa terjadi jika posisi kapal di atas 300 meter di bawah permukaan air.
KRI Nanggala 402 - Antara
KRI Nanggala 402 - Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Cadangan oksigen di dalam kapal selam KRI Nanggala-402 disebutkan mampu bertahan selama 72 jam sejak karam.

Kepala Kamar Mesin KRI Nanggala-402 pada 1985 Laksamana Muda (Purnawirawan) Frans Wuwung mengiyakan pernyataan Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono bahwa kemampuan bertahan awak kapal hanya sampai hari ini, Sabtu (24/4/2021).

Namun, menurut Frans daya tahan oksigen 72 jam seperti pernyataan KSAL Yudo Margono itu bisa terjadi jika posisi kapal di atas 300 meter di bawah permukaan air.

“Tapi kalau posisi kapal lebih dari kedalaman itu, sudah tidak ada cerita,” kata Frans dilansir Tempo.co, Sabtu (24/4/2021).

Frans menganalisa jika karamnya kapal selam tersebut karena black out seperti dugaan selama ini, berarti segala peralatan tidak bisa digerakkan atau power lost. Kemudi dalam posisi menyelam dan motor sudah menuju ke penyelaman.

“Barangkali ABK-nya ada something, sehingga dia terlalu lama untuk mencari penyebab black out,” katanya.

Frans berpendapat karena waktu Nanggala berlayar itu masih di pagi buta, antara jam 03.00-04.00, awak kapal belum siap betul. Oleh karena itu, ketika kondisi darurat, mereka panik dan hanya bisa teriak-teriak.

Dia menduga black out diakibatkan karena saklar jatuh dan ABK kurang siap untuk mengatasi. “Karena kapal itu kalau menyelam cepat sekali,” kata dia.

Ketika masih menjadi kepala kamar mesin dengan pangkat letnan kolonel (laut), Frans mengaku punya pengalaman saat KRI Nanggala-402 itu mengalami black out.

Dalam keadaan gelap gulita dan kapal menuju ke kedalaman 50 meter, dia segera menekan tombol lampu darurat di dalam kamar mesin. Lampu darurat ini menggunakan baterai cadangan.

Selain itu, para ABK sigap menyalakan senter yang mereka bawa di sakunya masing-masing. “Kemudian kami cari penyebab black out itu dan akhirnya ketemu, yakni karena saklarnya jatuh. Akhirnya bisa kami perbaiki dengan cepat,” kata mantan anggota Fraksi TNI/Polri DPR ini.

Penyebab black out, kata Frans, biasanya karena converter mengalami gangguan. Gangguan converter bisa disebabkan oleh ruang baterai dipenuhi air laut. Namun, dalam kasus KRI Nanggala, Frans ragu jika gangguan converter itu akibat ruang baterai dipenuhi air.

Hanya saja, kata dia, ada teori bila ruang baterai dipenuhi air laut, kemudian elektrolit bercampur air laut, timbul gas berwarna putih, lalu nol koma sekian detik aliran listrik putus. “Tapi kalau penyebabnya ini, rasanya kok sulit terjadi wong baru mau menyelam,” ujar Frans.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Tempo.co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper