Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vaksin Buatan China Kurang Efektif Lawan Covid-19, Benarkah?

Media-media internasional menyoroti pernyataan pejabat China yang menyebut vaksin Covid-19 buatan mereka kurang efektif melawan Covid-19.
rnSeorang pekerja melakukan pemeriksaan kualitas di fasilitas pengemasan produsen vaksin China, Sinovac Biotech, yang mengembangkan vaksin untuk mengatasi Covid-19, dalam tur media yang diorganisir pemerintah di Beijing, China, 24 September 2020./Antara-Reutersrn
rnSeorang pekerja melakukan pemeriksaan kualitas di fasilitas pengemasan produsen vaksin China, Sinovac Biotech, yang mengembangkan vaksin untuk mengatasi Covid-19, dalam tur media yang diorganisir pemerintah di Beijing, China, 24 September 2020./Antara-Reutersrn

Bisnis.com, JAKARTA - Pejabat Otoritas Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di China mengatakan efikasi vaksin Covid-19 miliknya tidak tinggi dan tengah mempertimbangkan penambahan dosis untuk meningkatkan proteksi.

"Tingkat perlindungan dari vaksin yang ada tidak tinggi,” kata Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China Gao Fu dalam sebuah konferensi di Chengdu pada Sabtu (11/4/2021), dikutip dari CNN International.

Menurutnya, dua opsi yang memungkinkan adalah pertama, meningkatkan jumlah dosisnya, atau menyesuaikan dosis atau interval di antara suntikan, kedua mencampur vaksin yang dikembangkan dari teknologi yang berbeda.

Pernyataan Gao tersebut dapat dikatakan sebagai pengakuan yang langka yang keluar dari mulut seorang pejabat kesehatan China. Padahal, China telah memposisikan negaranya sebagai pemimpin pengembangan dan distribusi vaksin Covid-19

"Lebih dari 60 negara telah menyetujui penggunaan vaksin dari China. Keamanan dan efikasi vaksin China sudah diakui oleh berbagai negara,” kata Menteri Luar Negeri China Wang Yi saat konferensi pers pada Maret.

Dengan pernyataan, Gao, kredibilitas vaksin yang sudah dikirim ke berbagai negara seperti Indonesia, Zimbabwe, Turki dan Brasil dapat terganggu.

Jika dibandingkan dengan vaksin buatan negara barat, vaksin yang diproduksi Sinovac dan Sinopharm menunjukkan efikasi yang cukup rendah.

CoronaVac (Sinovac) menunjukkan efikasi sebesar 50,4 persen di Brasil, tetapi sebesar 83,5 persen di Turki. Sementara Sinopharm mengatakan efikasi kedua vaksinnya mencapai 79,4 persen dan 72,5 persen.

Adapun, vaksin buatan Pfizer-BioNTech dan Moderna mencatatkan efikasi masing-masing di atas 97 persen dan 94 persen.

Pada Maret, Uni Emirat Arab (UEA) memberikan dosis ketiga dengan vaksin Sinopharm kepada warganya yang tidak dapat membentuk antibodi setelah dua kali disuntik.

Pernyataan Gao tersebut langsung tersorot oleh media-media internasional. Global Times, tabloid milik negara melakukan wawancara khusus dengan Gao dan mengatakan bahwa pernyataannya disalahartikan.

"Tingkat perlindungan semua vaksin di dunia terkadang tinggi, dan terkadang rendah. Bagaimana meningkatkan kemanjurannya adalah pertanyaan yang perlu dipertimbangkan oleh para ilmuwan di seluruh dunia," kata Gao.

Huang, pakar kesehatan masyarakat China, mengatakan koreksi cepat oleh Global Times menunjukkan bahwa otoritas China tidak akan mentolerir apa pun yang mengganggu narasi resmi mereka.

"Pernyataan Gao hanyalah penyimpangan yang jarang terjadi," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper