Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Selain Personalisasi, Inilah Persoalan Lain Partai Politik di Indonesia

Hampir 90 persen masyarakat mengklaim tidak ada kaitan dengan partai politik.
Ilustrasi - Polda Metro Jaya menyatakan aksi Kita Indonesia pada Minggu (4/12/2016) melanggar komitmen karena menggunakan pakaian dan bendera parpol, panggung dan orasi di tempat itu. Hal ini dinilai tidak diperkenankan dalam Pergub DKI karena mengambil tempat Car Free Day yang wajib bebas dari aktivitas politik dan SARA./Antara
Ilustrasi - Polda Metro Jaya menyatakan aksi Kita Indonesia pada Minggu (4/12/2016) melanggar komitmen karena menggunakan pakaian dan bendera parpol, panggung dan orasi di tempat itu. Hal ini dinilai tidak diperkenankan dalam Pergub DKI karena mengambil tempat Car Free Day yang wajib bebas dari aktivitas politik dan SARA./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Aisah Putri Budiarti mengatakan, bahwa personalisasi merupakan salah satu masalah yang dihadapi partai politik saat kini.

"Konflik yang timbul, karena kentalnya personalisasi partai yang paling baru terjadi pada Partai Demokrat," kata dia melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (9/4/2021).

Sebelumnya, hal yang hampir sama juga dialami oleh sejumlah partai politik lainnya yakni Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Partai Gerindra dan PDI-P di sisi lain memiliki personalisasi yang kuat dan membawa keuntungan dalam konteks soliditas partai politik dalam jangka pendek.

Tetapi, ketika figur sentral tersebut mundur dari kancah politik, sementara tidak ada tokoh yang lebih kuat dapat menggantikannya maka keretakan dapat terjadi dalam tataran internal partai tersebut.

"Hal tersebut sudah terbukti dari kasus yang dialami oleh Partai Demokrat dengan konflik terkait AHY belakangan ini," ujar dia.

Namun, menariknya masalah personalisasi partai tersebut tidak hanya muncul, karena masalah internal tetapi juga dari eksternal.

Terakhir, menurut dia, reformasi partai politik tidak bisa dilakukan hanya oleh partai itu sendiri.

Sebagai masyarakat sipil, pengawasan dan evaluasi menjadi poin penting dalam mengawal reformasi partai politik.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan mengatakan, bahwa problem yang dihadapi partai politik tersebut menyebabkan partai tidak bisa menjalankan peranannya sebagai jembatan antara masyarakat dan negara.

"Semakin lama hubungan partai politik dengan masyarakat menjadi semakin terlupakan seiring semakin dekatnya partai politik dalam kepentingan negara," ujar dia.

Selain personalisasi, kuatnya oligarki dan lemahnya transparansi partai politik menjadi permasalahan yang memperparah melemahnya hubungan antara partai politik dengan masyarakat.

Survei nasional LSI pada Januari 2021 menemukan bahwa tingkat identifikasi partai hanya 12 persen. Rata-rata tingkat identifikasi partai dalam satu dekade terakhir hanya ada di tataran 10 hingga 15 persen saja.

Artinya, partai-partai yang ada sekarang tidak mampu menarik masyarakat untuk mengidentifikasi dirinya dengan parpol tersebut.

"Hampir 90 persen masyarakat mengklaim tidak ada kaitan dengan partai politik," katanya.

Sementara, tingkat identifikasi partai sangat penting karena mempengaruhi eksistensi partai politik dalam pemilihan umum. Tingkat kepercayaan publik terhadap DPR pun juga menunjukkan tren menurun selama satu tahun terakhir.

"Ini juga berarti hubungan antara masyarakat dan partai politik semakin melemah," tambah Djayadi.

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper