Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketua Komnas KIPI: Lansia Jangan Ragu Divaksin

Tubuh mengadakan reaksi dengan gejala-gejala sebagai tanda bahwa vaksin berefek pada tubuh sehingga bereaksi dan hasil akhirnya berupa kekebalan.
Ilustrasi - Suasana vaksinasi Covid-19 untuk lansia di Balai Besar Pelatihan Kesehatan, Kampus Hang Jebat, Jakarta Selatan./Bisnis-Nancy Junita
Ilustrasi - Suasana vaksinasi Covid-19 untuk lansia di Balai Besar Pelatihan Kesehatan, Kampus Hang Jebat, Jakarta Selatan./Bisnis-Nancy Junita

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Kesehatan mengakui tingkat vaksinasi lansia masih jauh dari target.

Terkait hal itu, Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI) Hindra Irawan Satari menegaskan agar lansia tidak perlu ragu lagi untuk divaksin.

Hindra tidak menampik bahwa Informasi KIPI membuat lansia makin ragu mendapatkan vaksin. Faktor takut atau ragu-ragu itu sampai saat ini menjadi faktor utama lansia untuk mendatangi tempat vaksinasi.

Namun, papar Hindra, vaksinasi sudah dilakukan ke ratusan juta orang. Di Amerika Serikat sudah sampai 145 juta orang, dan di Eropa sudah lebih dari 20 juta.

“Jadi data tentang kejadian ikutan pascaimuniasi telah ada, dikumpulkan, dan dipelajari, begitu juga di Indonesia,” jelas Hindra pada Dialog KPCPEN, Selasa (6/4/2021).

Pada KIPI, ada kemungkinan seseorang merasa nyeri di tempat suntikkan, mengalami kemerahan, pembengkakan, lemah badan, pusing, nyeri otot, menggigil, demam, mual dan sebagainya.

Gejala yang dirasakan berbeda tiap individu, bisa dalam proporsi yang kecil atau sangat terasa setelah penyuntikan.

“Ini karena yang disuntikkan adalah virus Covid-19 yang sudah diinaktivasi [SInovac], dan AstraZeneca adalah materi genetiknya saja, jadi itu semua adalah produk biologis. Apabila diberikan kepada seseorang, dia akan mengadakan reaksi, mekanisme alamiah tubuh secara naluri akan bereaksi kalau ada benda asing yang tidak dikenal,” jelas Hindra.

Reaksi yang timbul, kata Hindra, menjamin bahwa vaksin yang diberikan ada komponen aktifnya. Tubuh mengadakan reaksi dengan gejala-gejala sebagai tanda bahwa vaksin berefek pada tubuh sehingga bereaksi dan hasil akhirnya berupa kekebalan.

Hindra menegaskan bahwa reaksi yang timbul adalah alamiah dan wajar dan akan hilang dalam satu sampai dua hari, dengan atau tanpa pengobatan.

“Laporan [KIPI] ada tiap hari, kami diskusi dengan Komda, tapi sampai saat ini aman. Jadi kalau lansia, punya komorbid tapi terkendali jangan jadi penghalang. Yang penting pas divaksin sehat. Santai saja. Hidup jangan dibuat jadi susah,” imbuh Hindra.

Kalau gaya hidup sudah sehat, pertahankan. Vaksinasi tetap dilakukan jadi upaya tambahan, dan lakukan aktivitas seperti biasa, ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper