Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hong Kong Siap Longgarkan Aturan Pembatasan Perjalanan bagi Pemilik Sertifikat Vaksin

Pemerintah Hong Kong tengah mempertimbangkan pelonggaran mengingat banyak warganya yang telah menerima vaksin.
Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam saat menerima suntikan vaksin buatan China di Hong Kong, Senin (22/2/2021)./Antara rnrn
Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam saat menerima suntikan vaksin buatan China di Hong Kong, Senin (22/2/2021)./Antara rnrn

Bisnis.com, JAKARTA – Hong Kong tengah merencanakan untuk membuat orang yang sudah bisa menerima vaksin agar bisa kembali melakukan perjalanan, untuk memacu program dan kampanye vaksinasi agar semakin banyak yang mau divaksin.

“Kami sudah terus menerus mempelajari apakah kebijakan pembatasan sosial bisa disesuaikan jika sejumlah orang sudah divaksinasi, dan kami akan mendiskusikan juga dengan wilayah lainnya sehingga bisa sama-sama membuka kembali pariwisata untuk pelansong yang sudah divaksin,” kata Kepala Pemerintah Hong Kong Carrie Lam, dilansir Bloomberg, Minggu (28/3/2021).

Sekitar 430.000 orang di Hong Kong telah menerima setidaknya vaksin Covid-19 dosis pertama sejak Hong Kong memulai penyuntikkan vaksin pada 26 Februari lalu. Jumlah tersebut sudah mencapai 6,6 persen dari seluruh penduduk Hong Kong yang berusia di atas 16 tahun dan layak divaksin.

Kampanye vaksinasi di Hong Kong sempat terhambat sepanjang pekan ini setelah pemerintah Makau menunda sementara penggunaan vaksin dari BioNTech Se karena adanya kerusakan pengemasan.

Kendala tersebut membuat kepercayaan diri publik untuk divaksin menurun, dan membuat penduduk Hong Kong harus mencari alternatif vaksin menggunakan vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech Ltd.

BioNTech dana Shanghai Fosun Pharmaceutical Group Co., yang sudah punya izin untuk memasarkan vaksin berbasis mRNA ke seluruh dataran China, Hong Kong, Makau, dan Taiwan, telah melakukan investigasi lebih lanjut atas masalah tersebut.

Peluncuran vaksin dari BioNTech juga sudah menghadapi sejumlah kendala mulai dari adanya kematian pasca-vaksin dan kurangnya kepercayaan publik di Beijing yang membuat keraguan atas penggunaan vaksin tersebut makin menguat.

Lam menuturkan, Hong Kong telah menerapkan program pelacakan dan tes yang cukup ketat dan melakukan 100.000 tes asam nukleat per hari pada Maret 2021.

Setelah kemunculan wabah di sebuah pusat kebugaran di Hong Kong pada bulan tersebut, sekitar 10 kontak erat berhasil terlacak dari tiap kasus terkonfirmasi Covid-19. Sekitar 1.500 orang dari klaster tersebut diminta melakukan karantina, dan sekitar 3.300 orang diwajibkan melakukan tes.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper