Bisnis.com, JAKARTA – Vaksin Nusantara yang digagas oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, tidak masuk dalam Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 dan Konsorsium Vaksin Merah Putih.
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan baru pekan lalu mengetahui informasi lengkap tentang adanya pengembangan vaksin Nusantara yang dikomandoi oleh Kementerian Kesehatan.
"Kenapa belum ada vaksin Nusantara di dalam Konsorsium Vaksin Merah Putih, terus terang kita berusaha jemput bola, tetapi istilahnya bola yang jemput itu tidak kelihatan sehingga kami belum berani untuk memasukkan itu di dalam konsorsium apalagi kalau sudah bicara dengan pemanfaatan anggaran," katanya dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR di Jakarta, Rabu (10/3/2021) malam, seperti dikutip dari Antara.
Adapun, Vaksin Nusantara dibuat dengan berbasis sel dendritik yang merupakan pengembangan yang dipimpin Kementerian Kesehatan bersama tim peneliti Universitas Diponegoro.
Bambang pun menyebutkan, bahwa baru saja megetahui secara lengkap mengenai vaksin Nusantara pada pekan lalu, kala diundang rakor (rapat koordinasi) oleh Menko Perekonomian.
“Di situ saya baru dengar, saya sebelumnya mendengar belakangan setelah Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbangkes) Kemenkes bikin vaksin, dan berikutnya informasinya ini pakai dendritik," katanya.
Baca Juga
Dia menjelaskan saat mendengar samar-samar tentang Balitbangkes Kemenkes membuat vaksin sendiri, yakni vaksin Nusantara, dia langsung menugaskan Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covidi-19 yang saat itu masih dipimpin Ali Ghufron Mukti untuk mengecek langsung ke Balitbangkes.
"Informasi itu belum kami dapatkan, tidak kami dapatkan sama sekali, sehingga masih dalam gelap. Kita hanya mendengar dengar Balitbangkes bikin vaksin," kata Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu.
Jika memang ada pengembangan vaksin, Menristek bermaksud untuk mengajak Balitbangkes masuk ke konsorsium sehingga pengembangan vaksin dapat difasilitasi dengan baik.
"Bukan apa-apa karena kita ingin kalau memang Balitbangkes menembangkan kita akan ajak masuk ke Konsorsium Merah Putih dengan segala macam dukungan yang diperlukan," katanya.
Menristek menyatakan tidak keberatan dengan adanya pengembangan vaksin Nusantara. Pengembangan vaksin dalam negeri memiliki semangat untuk membangun kemandirian Indonesia terhadap vaksin.
"Sehingga kalau tadi ada pertanyaan banyak kenapa belum dimasukkan, kenapa belum diakomodasi, karena tahunya pun baru minggu lalu. Meskipun tadi saya katakan sejak bulan Agustus sudah ada Keppres Nomor 18 Tahun 2020, Kementerian Kesehatan dan Menteri Kesehatan ada di situ, dan idenya adalah semua vaksin yang dikembangkan di dalam negeri itu akan didorong," ujarnya.