Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penting! Ini yang Harus Diperhatikan Selama Isolasi Mandiri

Kunci untuk melawan infeksi Covid-19 adalah daya tahan tubuh. Namun, selama tubuh melawan infeksi, Anda tetap dapat menularkannya ke orang lain.
Ilustrasi - Para perawat medis di RSUD Cengkareng yang mengguakan Alat Pelindung Diri (APD)./Antara
Ilustrasi - Para perawat medis di RSUD Cengkareng yang mengguakan Alat Pelindung Diri (APD)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Sejauh ini isolasi terpusat tetap menjadi jalan terbaik bagi perawatan pasien penderita Covid-19.

Dengan isolasi terpusat kondisi pasien lebih terkontrol mulai dari asupan makanan, takaran gizi, hingga menghindari kemungkinan kesalahan penggunaan obat yang tergolong keras tanpa alasan yang jelas.

Namun, kondisi yang ada membuat isolasi mandiri bagi penderita Covid-19 menjadi tidak terhindarkan.

Situs KawalCovid19.id menggarisbawahi bahwa pada mayoritas penderita tanpa komorbiditas dan di luar kelompok usia manula, gejala-gejala Covid-19 lebih menyerupai infeksi virus pernapasan pada umumnya dan besar kemungkinan untuk sembuh dari penyakit ini tanpa perawatan intensif.

Kunci untuk melawan bahkan mengalahkan infeksi Covid-19 menurut situs ini adalah daya tahan tubuh. Namun, perlu  diingat, selama tubuh melawan infeksi, Anda tetap dapat menularkannya ke orang lain. Itu sebabnya isolasi penting dilakukan.

“Tahap isolasi diri sangat penting untuk mencegah anda menularkan COVID-19 ke orang lain, termasuk kelompok yang rentan dan cenderung fatal bila terinfeksi Covid-19. Tim Data KawalCOVID19.id menemukan bahwa semakin banyak orang yang diisolasi tiap satu kasus positif berpengaruh kuat untuk menekan jumlah kasus dan tingkat kematian,” tulis situs ini, dipantau Sabtu (6/3/2021).

Untuk mengurangi gejala-gejala Covid-19, KawalCOVID19.id memberikan sejumlah tips.

Bila Anda menjalani isolasi mandiri atau membantu orang yang menjalankannya, Anda harus paham bagaimana virus ini menular.

Virus SARS-CoV-2 menular melalui kontak dengan orang yang positif melalui butiran pernafasan/rongga mulut (droplet), fomite, dan materi fekal.

Virus ini tidak hidup di udara bebas sehingga proses penularan harus masuk melalui mulut, hidung, mata baik melalui droplet atau melalui sentuhan.

Meskipun demikian, dalam kondisi ruangan tertentu, seperti ruangan tertutup dengan sirkulasi udara yang buruk, droplet ini bisa terakumulasi dan berpotensi menjadi sumber penularan. 

Jadi, meskipun hasil swab belum keluar, orang yang menjadi suspek harus diperlakukan sebagai orang yang positif Covid-19.

Untuk mengurangi risiko penularan di dalam rumah, terutama jika Anda mengalami gejala Covid-19 dan tinggal bersama sanak keluarga yang merawat Anda, penting untuk mewaspadai media penularan Covid-19.

Orang yang positif COVID-19 akan memiliki kandungan virus (viral load) yang tinggi di saluran pernapasan atasnya di awal-awal masa inkubasi.

Virus Covid-19 tidak dapat hidup di luar tubuh tanpa medium seperti droplet atau lendir. Setiap orang tersebut batuk, bersin, atau berbicara, butiran (droplet) yang mengandung virus akan berpotensi menulari orang yang terkena pada jarak dekat.

Droplet dapat berubah menjadi aerosol (berdiameter <5 mikron), karena prosedur medis atau batuk/bersin yang sangat kuat oleh orang tak bermasker, yang bisa bertahan cukup lama di udara dan memiliki sifat penularan melalui udara (airborne).

Itu sebabnya pasien Covid-19 dianjurkan untuk tinggal di kamar tidur sendiri serta bila memungkinkan menggunakan kamar mandi  terpisah dari penghuni lainnya. Begitupun dengan penggunaan alat  makan dan minum.

Penggunaan masker menjadi hal mutlak, walaupun pasien sendirian di kamar.

Selain itu, hindari bercengkrama, makan, atau berada di ruangan bersama anggota keluarga lainnya

Selain saluran pernapasan atas, kandungan virus orang yang positif Covid-19 juga sangat tinggi di saluran buang air besar dan kecil.

Kandungan virus melalui materi fekal ini dapat bertahan di permukaan wastafel, toilet, dan pegangan pintu kamar mandi.

Karena itu pasien dianjurkan menyediakan botol semprot cairan desinfektan khusus untuk kamar mandi dan toilet.

Pasien/penderita Covid-19 juga diminta tidak menyiram toilet terlalu kencang karena dapat menyebarkan materi fekal keluar. Untuk toilet duduk, turunkan penutup toilet saat menyiram

Seusai pasien menggunakan kamar mandi, disinfektan secara teliti permukaan-permukaan yang berpotensi terkena materi fekal. Hal ini juga berlaku untuk kamar mandi pribadi atau kamar mandi bersama

Permukaan yang terkena droplet atau materi fekal berpotensi menulari orang yang menyentuhnya lalu menyentuh daerah wajah, hidung, mata dan mulut.

Untuk itu, semua orang yang merawat harus menggunakan masker dan APD bila berinteraksi dan membantu pasien.

Orang yang merawat juga harus mencuci tangan dengan sabun setelah berinteraksi dengan pasien, membersihkan kamar mandinya, masuk ke kamar tidurnya, mencuci piringnya, menyentuh permukaan yang mungkin terkena droplet atau materi fekal pasien.

Selain itu sediakan kantong plastik atau keranjang khusus untuk pakaian-pakaiannya penderita.  

Cuci pakaian dan peralatan makan-minum pasien terpisah dari orang lain di rumah. Gunakan air panas atau disinfektan bila memungkinkan.

Selama dalam isolasi rumah, penderita perlu memperkuat daya tahan tubuh yang akan bekerja melawan virus ini.

Siapkan obat-obat untuk meredakan gejala-gejala Covid-19 sebelum mulai isolasi, di antaranya: 

  • Paracetamol untuk demam dan sakit kepala
  • Pereda batuk (Guaifenesin, Dextromethorphan)
  • Pengatur lendir (Mucolytic/Expectorant)
  • Antihistamine (untuk hidung berlendir dan sinus) untuk mencegah post-nasal drip dan menghambat infeksi saluran pernapasan dalam
  • Obat kumur antiseptik untuk nyeri tenggorokan
  • Khusus untuk penderita asma dan alergi, siapkan obat-obatan serta inhaler standar. Konsultasikan dengan dokter apakah Anda perlu mengkonsumsi steroid oral atau inhaler
  • Begitu juga untuk pengidap komorbiditas lain seperti diabetes, kardiovaskuler, dan darah tinggi, mereka harus tetap dalam pengobatannya kecuali disarankan sebaliknya oleh dokter spesialis yang menanganinya
  • Hindari penggunaan obat keras tanpa disertai resep dokter.

Bila Anda mengalami gejala infeksi pernapasan dalam, seperti batuk kering dan sesak napas, ada baiknya lakukan perubahan posisi tidur dan fisioterapi yang biasa dilakukan penderita asma dan pneumonia.

Teknik pernapasan dalam (deep breathing techniques) yang biasa digunakan penderita penyakit hambatan paru-paru kronis (COPD), meskipun belum didukung uji klinis untuk Covid-19, mungkin bermanfaat untuk mempersiapkan paru-paru melawan infeksi dan penyakit paru pada umumnya, termasuk Covid-19.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitangandengansabun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Saeno
Editor : Saeno
Sumber : KawalCOVID19.id
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper