Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Thailand Goyang, Massa Kepung Gedung Dewan

Lebih dari 1.000  massa berunjuk rasa di luar gerbang parlemen. Penyelenggara memberikan jaminan bahwa protes tidak akan berubah menjadi kekerasan.
Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha (kedua kiri)/Antara-Sigid Kurniawan
Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha (kedua kiri)/Antara-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA - Setelah Myanmar, negara Asia Tenggara kembali diwarnai gonjang-ganjing politik. Kali ini giliran Thailand yang mengalami gejolak.

Ribuan pengunjuk rasa berkumpul di luar gedung parlemen Thailand hingga Sabtu malam setelah. Aksi mereka berlangusng setelah Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha dan sembilan menteri selamat dari mosi tidak percaya di parlemen setelah perdebatan panas selama empat hari.

"Keputusan itu mengecewakan dan sudah diperkirakan," kata pemimpin protes Attapon Buapat seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Minggu (21/2/2021).

Lebih dari 1.000  massa berunjuk rasa di luar gerbang parlemen. Penyelenggara memberikan jaminan bahwa protes tidak akan berubah menjadi kekerasan.

Mereka berkumpul di titik persimpangan Kiak Kai, Bangkok, setelah parlemen menyepakati untuk tak melanjutkan tuntutan mosi tidak percaya terhadap Prayuth Chan-ocha.

Sebelumnya, Prayuth diajukan mosi tidak percaya terkait penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi di negara gajah putih tersebut.

"Kami ingin demonstrasi yang damai," kata salah satu pemimpin demonstran, Panusaya "Rung" Sithijirawattanakul, usai bernegosiasi dengan polisi. Tidak ada alasan bagi polisi untuk membubarkan demonstrasi, katanya.

Kepolisian Thailand menerjunkan sekitar 4.000 pasukan untuk menjaga demonstrasi tersebut. Barikade kawat berduri hingga kontainer dipasang untuk mengadang para demonstran.

Deputi humas Kepolisian Thailand Kissana Pattanacharoen mengatakan demonstrasi melanggar dekrit darurat untuk mengontrol pandemi Covid-19. Oleh karena itu, pihaknya meminta demonstran membubarkan diri.

"Tugas polisi adalah menjaga ketertiban," katanya.

Bangkok Post dan The Nation melaporkan belum ada upaya pembubaran demonstran yang dilakukan polisi.

Dalam sebuah podcast yang disiarkan usai keputusan parlemen diumumkan, Prayuth menyatakan "Saya meminta seluruh rakyat Thailand untuk bekerja bersama membawa kemajuan bagi negeri ini."


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Sumber : ChannelNewsAsia.com
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper