Bisnis.com, JAKARTA – Sinovac Biotech Ltd. mendapatkan persetujuan dari pemerintah China untuk penggunaan vaksin Covid-19 kepada masyarakat umum.
Ini merupakan persetujuan kedua untuk penggunaan umum yang didapatkan oleh produsen vaksin. Sebelumnya, vaksin yang dikembangkan oleh China National Biotec Group Co. juga mendapatkan izin penggunaan serupa pada Desember 2020.
Dilansir dari Bloomberg, Badan Produk Medis Nasional pada Sabtu (6/2/2021) mengeluarkan persetujuan bersyarat untuk vaksin CoronaVac produksi perusahaan. Sebelumnya, Sinovac menyatakan tingkat efikasi atau kemanjuran CoronaVac telah memenuhi standar peraturan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan China dalam dua kali suntikan dengan rentang penggunaan 14 hari.
Dengan persetujuan tersebut, vaksin CoronaVac dapat diberikan kepada masyarakat umum secara luas. Sebelumnya, CoronaVac telah mendapatkan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) dari regulator pada Juli 2020.
China telah tertinggal dari AS dan Eropa dalam program vaksinasi penduduknya. Sejak resmi memulai program vaksinasi pada 15 Desember 2020, China telah menyuntikkan lebih dari 31,2 juta dosis vaksin, dan menempatkannya di urutan kedua setelah AS yang telah menyuntikkan 35 juta dosis vaksin.
Namun, secara rata-rata penduduk, China yang memiliki populasi 1,4 miliar hanya memberikan sekitar 2 dosis untuk setiap 100 orang. Rasio ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan Uni Eropa yang mencapai 3 dosis, 10 di AS, dan hampir 60 di Israel.
Baca Juga
Capaian ini juga diperkirakan tidak mencapai target pemerintah untuk memvaksinasi 50 juta orang menjelang liburan Tahun Baru Imlek yang dimulai 11 Februari. Lambatnya program vaksinasi ini tampaknya disebabkan oleh keraguan banyak penduduk China karena berbagai, alasan mulai dari kekhawatiran atas keamanan dan tingkat perlindungan vaksin, hingga kurangnya urgensi vaksinasi.
Regulator obat China diizinkan secara hukum untuk memberikan persetujuan bersyarat untuk obat baru dalam kasus darurat kesehatan masyarakat saat data uji klinis menunjukkan bahwa obat tersebut aman dan efektif. Setelahnya, pengembang obat baru kemudian diminta untuk menyelesaikan penelitiannya.
Namun, tingkat kemanjuran CoronaVac yang diumumkan secara publik cenderung tidak konsisten meskipun terus disetujui untuk digunakan di beberapa negara. Uji klinis di Brasil, Turki, dan Indonesia menunjukkan tingkat efikasi yang sangat berbeda antara 50,38 persen hingga 91,25 persen.