Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini 6 Rekomendasi LIPI untuk Mitigasi Bencana Longsor di Kebumen

Rekomendasi itu disusun berdasarkan kegiatan pengkajian tanggap bencana gerakan tanah atau longsor yang terjadi di Kebumen dari November 2020 hingga Januari 2021.
Peneliti geoteknologi LIPI dan teknisi litkayasa di BIKK Karangsambung LIPI meninjau lokasi bencana longsor di Kabupaten Kebumen/Dok.-LIPI
Peneliti geoteknologi LIPI dan teknisi litkayasa di BIKK Karangsambung LIPI meninjau lokasi bencana longsor di Kabupaten Kebumen/Dok.-LIPI

Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) merumuskan enam rekomendasi yang dapat dilakukan untuk memitigasi bencana longsor di desa Pejagoan dan Kedungwinangun, Kabupaten Kebumen.

Rekomendasi itu disusun berdasarkan kegiatan pengkajian tanggap bencana gerakan tanah atau longsor yang terjadi di Desa Pejagoan dan Desa Kedungwinangun, Kabupaten Kebumen dari November 2020 hingga Januari 2021 oleh peneliti geoteknologi LIPI dan teknisi litkayasa yang bertugas di Balai Informasi dan Konservasi Kebumian (BIKK) Karangsambung LIPI. 

Kajian, yang hasilnya telah disampaikan dalam Rapat Koordinasi di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kebumen, Rabu (3/2/2021) itu, dilakukan bersama dengan BPBD, PUPR dan OPD terkait lainnya di Kabupaten Kebumen. Kajian dilakukan berdasarkan aspek geologi, geohidrologi, geoteknik, dan sondir untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya longsor dan peluang mitigasinya.

Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, Eko Yulianto mengatakan bahwa pada konteks bencana geohidrometeorologi, khususnya tanah longsor, peningkatan ancaman terjadi salah satunya sebagai efek dari perubahan iklim, namun terdapat peningkatan yang dipengaruhi kerentanan masyarakat

“Risiko bencana tanah longsor mengalami peningkatan akibat meningkatnya kerentanan masyarakat. Pembangunan infrastruktur dan pilihan tindakan masyarakat yang lebih mengedepankan pemenuhan terhadap tuntutan ekonomi semata mengakibatkan meningkatnya tekanan terhadap lingkungan,” ujar Eko dalam keterangan resmi, Jumat (5/2/2021).

Terkait hasil kajian, Ketua Tim Tanggap Bencana BIKK LIPI, Sueno Winduhutomo mengatakan bahwa bencana longsor sering terjadi di wilayah Kebumen, terutama di daerah dengan lereng curam pada musim hujan, karena adanya penggunaan lahan yang tidak sesuai peruntukan lahan yang seharusnya.

“Merujuk pada aspek geohidrologi dan geoteknik, gerakan air tanah ditambah adanya tanah jenuh air juga menjadi faktor pemicu bencana longsor di lokasi bencana,” ujar Peneliti Geoteknologi LIPI tersebut.

Adapun, enam rekomendasi yang disusun Tim Tanggap Bencana BIKK LIPI untuk memitigasi bencana longsor di desa Pejagoan dan Kedungwinangun, Kebumen, terdiri dari:

1) Masyarakat terdampak bencana dihimbau agar segera mengungsi ke lokasi yang lebih aman;

2) Masyarakat yang berada atau tinggal dekat lokasi bencana perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi longsor susulan atau mengungsi sementara ke lokasi yang lebih aman, terutama pada saat dan setelah hujan deras yang berlangsung lama;

3) Pengelolaan dan pengaturan drainase dimulai dari pemukiman;

4) Mengurangi kemiringan tebing sungai;

5) Penyelamatan tebing sungai dengan bronjong; dan

6) Mengurangi arus turbulensi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper