Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Korea Selatan (Korsel) berencana memberikan vaksin Covid-19 kepada Korea Utara (Korut) sebagai bagian dari upaya untuk mengembalikan hubungan kedua negara yang tersendat.
Sejak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Hanoi antara Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara gagal menghasilkan kesepakatan nuklir pada Februari 2019, hubungan Korsel dan Korut telah menemui jalan buntu. Untuk memecahkan kebuntuan, pemerintahan Korea Selatan dibawah pimpinan Presiden Moon Jae-in telah melontarkan berbagai ide untuk membawa rezim Kim Jong-un kembali ke meja dialog hingga akhirnya bantuan vaksin muncul sebagai pilihan baru.
Pejabat senior pemerintah terbaru yang mengajukan penawaran pasokan vaksin adalah Perdana Menteri Korea Selatan Chung Sye-kyun, yang mengatakan kepada koresponden asing di Seoul, Rabu, bahwa Korsel bersedia berbagi vaksin Covid-19 dengan Korea Utara.
"Pemerintah Korea Selatan telah menetapkan targetnya untuk menginokulasi 70 persen populasi pada September 2021 dan mencapai kekebalan kelompok pada November 2021. Bahkan setelah itu, jika kami masih memiliki vaksin tambahan, kami dapat membagikannya dengan Korut dan negara lain yang mengalami kesulitan mendapatkan vaksin," kata Chung mengutip The Korea Times pada Jumat (28/1/2021).
Namun, Chung mengakui bahwa belum berbicara dengan Korut terkait ide tersebut. Sebelumnya, Menteri Urusan Unifikasi Korea Selatan Lee In-young sempat menawarkan pada November 2020 untuk memberikan vaksin dan perawatan Covid-19 ke Korut.
"Korea Selatan harus berbagi vaksin virus korona dengan Korea Utara bahkan jika negara itu kekurangan pasokannya sendiri," katanya pada saat itu.
Baca Juga
Pekan lalu, Lee mengulangi seruannya untuk bantuan vaksin, dengan mengatakan bahwa itu akan membuat Korea Selatan jauh lebih aman dari Covid-19. Namun, sikap resmi pemerintah selama ini tidak ada yang dibahas dengan sungguh-sungguh.
Tawaran vaksin dipandang sebagai upaya terakhir pemerintahan Moon untuk menormalkan hubungan Korsel dan Korut yang rusak dan menghidupkan kembali proses perdamaian Semenanjung Korea. Kendati demikian, sangat kecil kemungkinannya Korut akan menanggapi seruan berulang kali dari Korsel.
Pertama-tama, Korea Utara mengklaim tidak memiliki kasus virus korona berkat penutupan perbatasan lebih awal yang membuat negara itu sulit menerima tawaran bantuan. Faktanya, Korut dilaporkan telah mengirimkan aplikasi untuk mengamankan pasokan vaksin dari Gavi, aliansi vaksin internasional, sambil mengabaikan proposal Korsel.
Selain itu, dalam kongres partainya yang terbaru, rezim Korut mengkritik pemerintah Korsel karena mengangkat masalah yang tidak penting, seperti kerjasama antiepidemi dan kemanusiaan serta pariwisata individu . Tentunya hal tersebut menandakan adanya penolakan yang nyata atas tawaran Korsel.