Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Inggris Perkirakan 300.000 Orang Akan Tinggalkan Hong Kong

Jalur visa baru tersebut ditawarkan ke warga Hong Kong setelah Inggris menyatakan Undang-Undang Keamanan Nasional oleh China melanggar perjanjian yang dibuat kedua negara ketika Hong Kong diserahkan ke Beijing pada 1997.
Amanda Kusumawardhani
Amanda Kusumawardhani - Bisnis.com 29 Januari 2021  |  15:02 WIB
Inggris Perkirakan 300.000 Orang Akan Tinggalkan Hong Kong
Polisi antihuru-hara menembakkan gas air mata ke keramaian untuk membubarkan pengunjuk rasa yang memprotes undang-undang keamanan nasional dalam peringatan penyerahan Hong Kong ke China dari Britain di Hong Kong, China, Rabu (1/7/2020)./ANTARA - REUTERS/Tyrone Siu

Bisnis.com, JAKARTA – Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memperkirakan ada sekitar 300.000 warga negara Hong King yang akan memanfaatkan fasilitas visa baru untuk menetap di Negeri Ratu Elizabeth ini.

Pemberian visa baru kepada warga negara Hong Kong disebutnya merupakan salah satu cara untuk menghargai hubungan sejarah dan persahabatan antara Hong Kong – bekas wilayah kekuasaan Inggris- dengan negara yang dipimpinnya.

Jalur visa baru tersebut ditawarkan ke warga Hong Kong setelah Inggris menyatakan Undang-Undang Keamanan Nasional oleh China melanggar perjanjian yang dibuat kedua negara ketika Hong Kong diserahkan ke Beijing pada 1997.

Dilansir Bloomberg, Jumat (29/1/2021), data Kementerian Dalam Negeri mencatat sekitar 123.000-153.000 pemegang paspor Inggris di Hong Kong dan keluarganya akan meninggalkan Hong Kong pada semester I/2021. Angka ini meningkat menjadi kisaran 258.000-322.400 selama 5 tahun.

Biaya tinggal visa selama 5 tahun senilai 250 pounds (US$343) per orang dan 624 pounds per tahun yang merupakan biaya kesehatan imigrasi.

“Kami tegaskan tidak akan cuci tangan terkait situasi di Hong Kong. Kami akan membantu sebisa mungkin berdasarkan riwayat sejarah,” kata Sekretaris Menteri Luar Negeri Dominic Raab.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

inggris hong kong

Sumber : Bloomberg

Editor : Amanda Kusumawardhani

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top