Bisnis.com, JAKARTA — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memaparkan bahwa tren gempa bumi di Sulawesi Barat cukup jarang.
Kepala Pusat Seismologi Teknik BMKG Rahmat Triyono mengatakan tren gempa bumi yang terjadi di Sulawesi Barat sangat jarang sekali dan harapannya hal ini tidak akan berlangsung lama.
"Gempa bumi [Sulbar] yang terjadi sekarang sangat berbeda dengan gempa bumi yang terjadi di Palu karena percepatan pergerakan sesarnya gempa bumi Palu dan Mamuju sangat berbeda," kata Rahmat, mengutip siaran pers BMKG, Selasa (19/1/2021).
Di Palu pergerakannya sekitar 35mm/tahun sedangkan di Mamuju sekitar 10-15mm/tahun.
BMKG mencatat bahwa gempa susulan yang terjadi di Palu mencapai ratusan bahkan ribuan kali dalam sehari. Sedangkan Mamuju hingga Senin (18/1/2021) hanya terdapat 31 kali gempa bumi dan sebagian besar tidak dirasakan.
Berdasarkan data tersebut, BMKG belum menyimpulkan bahwa kapan gempa susulan akan berakhir.
"Apabila trennya masih tinggi dan jumlah hari akan semakin panjang, itu artinya gempa susulannya juga akan panjang. Namun di tabel BMKG sudah menurun drastis, harapannya hal ini tidak akan berlangsung lama," jelas Rahmat.
Adapun, Rahmat menambahkan, bahwa potensi adanya gempa susulan merupakan bagian dari pelepasan energi.
"Ini bagian dari pelepasan energi, jadi setiap kali kejadian gempa bumi yang besar selalu akan diikuti oleh gempa-gempa susulan dan tentunya intensitasnya lama-kelamaan akan menurun hingga pada akhirnya akan berhenti dan kemudian Mamuju akan normal kembali," ujarnya.
Sementara, untuk terjadinya gempa kembali butuh beberapa pulih tahun lagi.
Untuk pelacakan, BMKG juga telah memasang peralatan untuk melakukan perhitungan percepatan pergerakan tanah di sekitar Mamuju serta melakukan pemetaan sebaran kerusakan. Selain itu, BMKG juga akan melakukan pemeriksanaan ke lapangan terhadap informasi peta guncangan yang telah dirilis apakah sejalan atau tidak.
BMKG bekerja sama dengan satgas tim gabungan dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam melakukan sosialisasi langsung dengan mendatangi pos-pos pengungsian sehingga masyarakat dapat tenang dan tidak panik.
"Tentunya kami berharap para pengungsi dapat kembali ke rumah masing-masing dengan segera. Kami siap untuk bekerjasama dengan tim dari BNPB dan satgas untuk bersama-sama memberikan sosialisasi kepada masyarakat," tutup Rahmat.