Bisnis.com, JAKARTA - Polda Sulawesi Barat telah memerintahkan empat Kapolres setempat untuk mengawal proses distribusi bantuan logistik ke lokasi gempa bumi di Sulawesi Barat.
Hal itu dilakukan menyusul terjadinya penjarahan di Jalan Poros Majene - Mamuju Sulawesi Barat oleh sekelompok masyarakat terhadap bantuan logistik yang rencananya akan dikirimkan untuk membantu korban gempa bumi di Majene, Sulawesi Barat.
Keempat Kapolres yang diperintahkan untuk kawal bantuan tersebut yaitu Kapolres Polman, Kapolres Majene, Kapolres Pasangkayu dan Kapolres Mamuju.
"Terkait dengan penjarahan distribusi logistik ke korban gempa bumi di Majene Sulawesi Barat, Kapolda Sulawesi Barat telah perintahkan empat Kapolres untuk mengawal langsung," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Polisi Ahmad Ramadhan, Senin (18/1/2021).
Dia optimistis ke depan tidak ada lagi peristiwa penjarahan bantuan logistik untuk masyarakat korban gempa bumi di Majene Sulawesi Barat, setelah Kapolda Sulbar memerintahkan empat Kapolres sekaligus untuk memberikan pengawalan.
"Semua Kapolres harus memastikan distribusi ini aman dan lancar sampai ke tujuan," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, sebuah rekaman beredar luas di media sosial jejaring Instagram pada Sabtu (16/1/2021). Rekaman tersebut menunjukkan kendaraan pengantar logistik sembako ke lokasi gempa di Sulawesi Barat (Sulbar) dihentikan secara paksa oleh sekelompok orang.
Bahkan, mereka ada yang membawa senjata tajam seperti parang dan mengancam sejumlah relawan hingga mengambil logistik yang akan didistribusikan.
Lembaga penanggulangan bencana Muhammadiyah Disaster Manajamen Center (MDMC) termasuk dalam salah satu dari rombongan yang akan mengantarkan bantuan logistik kepada korban gempa. Rencananya, rombongan akan bertolak ke Mamuju atau lokasi gempa berkekuatan 6,2 magnitudo yang terjadi pada Jumat kemarin.
"Kami dari Makassar jam 5 sore hari Jumat kemarin. Setelah kami tiba di Malunda, Kabupaten Majene, yang berbatasan dengan Tappalang, Kabupaten Mamuju, Sulbar, kami diadang dan dijarah," terang Wakil Ketua Umum MDMC Makassar, Agus Salim saat dikonfirmasi di Makassar, Sabtu (16/1/2021).
Saat tiba di lokasi penjarahan, iring-iringan kendaraan yang dipimpin ambulance sebenarnya berjalan normal tanpa hambatan. Meski diakuinya, sudah banyak warga yang berdiri di tepi jalan.
Namun setelah para warga melihat mobil pick up yang membawa logistik, seketika penghadangan dilakukan. Agus mengaku pihaknya sempat menghalau warga untuk mengambil logistik.