Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tedampak Pandemi, Japan Railway Rumahkan Ribuan Pegawainya

Dampak virus corona yang sedemikian dahsyat memaksa perusahaan kereta api Japan Railway (JR) Central merumahkan ribuan karyawannya.
Shinkansen alias kereta supercepat/Ilustrasi-en.wikipedia.org
Shinkansen alias kereta supercepat/Ilustrasi-en.wikipedia.org

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan kereta api di Jepang terpaksa merumahkan pekerjanya akibat jumlah penumpang yang menurun drastis. Penurunan penumpang tersebut salah satunya disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang tak kunjung selesai.

Melansir Perusahaan Penyiaran Jepang (Nippon Hoso Kyokai/NHK) pada Sabtu (16/1/2021), dampak virus corona yang sedemikian dahsyat memaksa perusahaan kereta api Japan Railway (JR) Central mengambil langkah yang belum pernah dilakukan sebelumnya, yaitu mengharuskan ribuan karyawan mengambil cuti berbayar seiring tajamnya penurunan jumlah penumpang.

Langkah tersebut menargetkan sekitar 9.500 karyawan, termasuk staf stasiun baik bagi jalur kereta cepat Tokaido Shinkansen maupun jalur kereta konvensional. Langkah ini juga berlaku bagi kru Shinkansen dan staf yang melakukan perawatan.

Perusahaan tersebut akan mengurangi sekitar 400 karyawan per hari mulai 25 Januari hingga 28 Februari 2021.

Para pejabat perusahaan itu mengatakan mereka mengambil langkah tersebut karena menurunnya beban kerja dan mencegah penyebaran infeksi di kalangan karyawan.

JR Central sebelumnya sudah memutuskan untuk mengurangi layanan Shinkansen menyusul penetapan status keadaan darurat oleh pemerintah.

Perusahaan itu akan mengurangi jumlah kereta Shinkansen sebanyak sekitar 10 persen mulai Senin (18/01/2021) hingga akhir Februari 2021.

Di sisi lain, perusahaan kereta api Toei terpaksa mengurangi layanannya hingga 30 persen selama dua pekan lantaran 39 masinis dan staf jalur kereta bawah tanah Toei Oedo terinfeksi virus corona. Para pejabat Pemerintah Metropolitan Tokyo mengatakan penularan klaster virus korona di antara para masinis kereta bawah tanah mungkin karena keran air yang digunakan bersama.

Biro Transportasi mengatakan pusat kesehatan publik yang menyelidiki insiden itu menjelaskan bahwa virus ini kemungkinan besar menyebar melalui keran-keran air di kamar mandi yang digunakan para masinis kereta.

Para masinis tersebut menggunakan keran-keran itu untuk mencuci tangan, menggosok gigi, dan berkumur. Para penyelidik mengatakan keran mungkin terkontaminasi air liur.

Para pejabat biro mengatakan mereka akan mempertimbangkan untuk mengganti keran menjadi model jenis sensor dan akan mengambil langkah-langkah pencegahan lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rezha Hadyan
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper