Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi terpilih menjadi salah satu Co-chair COVAX AMC, sebuah forum internasional untuk menjamin akses vaksin Covid-19 di negara berkembang, pada Rabu (13/1/2021)
Menlu Retno Marsudi mengatakan Indonesia mendapatkan suara terbanyak melalui e-voting yang dilaksanakan di Jenewa, Swiss, yaitu 41 persen dari lima kandidat.
“Pertama, ini wujud dari kepercayaan dunia internasional terutama negara berkembang kepada Indonesia. Kedua, ini yang sangat penting. Ini tanggung jawab besar Indonesia untuk mewujudkan kesetaraan akses vaksin melalui jalur multilateral,” katanya dalam konferensi pers virtual, Rabu (13/1/2021).
Di samping Indonesia, Menteri Kesehatan Ethiopia Lia Tadesse juga terpilih menjadi Co-chair COVAX AMC kedua. Adapun dari perwakilan negara pendonor, Menteri Pembangunan Internasional Kanada Karina Gould juga terpilih menjadi Co-chair.
Yang menarik, kata Retno, ketiga Co-chair terpilih seluruhnya adalah wanita. Pengambilan suara telah dilakukan selama 8 - 12 Januari 2021 waktu Jenewa dan diumumkan pada 13 Januari 2021 waktu Jakarta.
Retno mengatakan, sejak awal pandemi, Indonesia konsisten terus menyuarakan prinsip kesetaraan akses vaksin bagi semua negara.
Baca Juga
Hal ini terus didengungkan baik oleh Menteri Luar Negeri dan Presiden Joko Widodo dalam forum internasional seperti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asean, KTT G20, dan Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) ataupun Sidang Majelis Umum PBB.
Aliansi vaksin dunia atau Global Alliance for Vaccines and Immunisation (GAVI) meluncurkan Covid-19 Vaccines Advance Market Commitment (COVAX AMC) pada 4 Juni 2020.
COVAX AMC adalah forum antara negara berkembang dengan negara donor untuk pengadaan bagi distribusi vaksin bagi negara berkembang.
Seperti diketahui, salah satu target COVAX Facility adalah memenuhi kebutuhan vaksin sebesar 3 - 20 persen dari populasi disetiap negara berkembang.
“Target ini bukan merupakan hal yang mudah untuk diwujudkan, baik dari sisi sumber daya sampai kesiapan negara dalam menerima vaksin. Namun, dengan kerja sama erat dari semua negara, target yang sangat mulia ini akan dapat dijalankan,” tandasnya.
Menlu Retno bersama Perutusan Tetap Republik Indonesia (PTRI) di Jenewa dan tim di Jakarta akan segera melakukan komunikasi intensif dengan GAVI untuk memulai persiapan melaksanakan tanggung jawab baru ini.