Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Puncak Musim Hujan: Selain Cuaca Ekstrem, Waspadai Tinggi Gelombang!

BMKG mengingatkan masyarakat untuk mengantisipasi potensi cuaca ekstrem serta gelombang tinggi yang bisa terjadi.
Ilustrasi - Deretan perahu nelayan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, diparkir di bibir pantai. Nelayan tidak melaut akibat gelombang tinggi pada Kamis (20/2/2020)./Antara-Nirkomala
Ilustrasi - Deretan perahu nelayan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, diparkir di bibir pantai. Nelayan tidak melaut akibat gelombang tinggi pada Kamis (20/2/2020)./Antara-Nirkomala

Bisnis.com, JAKARTA - Bulan Januari dan Februari 2021 diprediksi sebagai puncak musim hujan di Indonesia.

Hal tersebut telah diprediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sejak Oktober 2020.

Terkait hal itu, BMKG mengingatkan masyarakat untuk mengantisipasi potensi cuaca ekstrem yang bisa terjadi.

"Saat ini tercatat sebagian besar wilayah Indonesia, yaitu 93 persen dari 342 Zona Musim telah memasuki musim hujan," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta, dalam keterangan resmi BMKG, Minggu (10/1/2021).

Sementara, menurut Deputi Bidang Klimatologi Herizal, sebagian besar wilayah terutama Jawa, Bali, Sulawesi Selatan hingga Nusa Tenggara saat ini telah memasuki puncak musim hujan yang diperkirakan akan berlangsung hingga Februari 2021.

"Untuk itu, BMKG terus meminta masyarakat dan seluruh pihak untuk tetap mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang cenderung meningkat di dalam periode ouncak musim hujan ini," ujar Herizal.

Deputi Bidang Meteorologi Guswanto menambahkan untuk tujuh hari ke depan potensi cuaca ekstrem perlu diwaspadai terutama di sejumlah wilayah seperti Aceh, Sumatra Utara, Riau, Kepulauan Riau, Bangka Belitung.

Di pulau Jawa, daerah yang perlu mewaspadai potensi cuaca ekstrem adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur.

Sedangkan di wilayah Kalimantan, cuaca ekstrem berpotensi terjadi di Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur.

Bali, NTB, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Maluku, Papua Barat, dan Papua juga berpotensi mengalami kondisi serupa.

"Cuaca ekstrem tersebut sangat berpotensi menimbulkan dampak bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor yang dapat membahayakan bagi publik, serta hujan lebat disertai kilat/petir dan gelombang tinggi yang membahayakan pelayaran dan penerbangan," papar Guswanto.

Sebagai upaya mitigasi, BMKG menyampaikan informasi potensi banjir kategori menengah hingga tinggi untuk 10 hari ke depan.

Informasi ini dimaksudkan agar masyarakat memberi perhatian dan mewaspadai potensi bencana banjir, longsor, dan banjir bandang.

Berdasarkan analisis terintegrasi dari data BMKG, PUPR dan BIG, perlu daerah yang diprediksi berpotensi banjir adalah:

  • Aceh Barat Daya, Tapanuli-Sumut, Indragiri-Riau, Pesisir Selatan dan Solok-Sumbar, Bungo dan Kerinci-Jambi
  • Bangka-Belitung, Lampung Barat, Banten bagian selatan, Jawa Barat bagian barat dan timur, Jawa Tengah bagian timur wilayah pesisir utara serta bagian tengah dan barat, Jawa Timur bagian barat dan wilayah Tapal Kuda
  • Kalimantan Barat bagian utara, Kalimantan Selatan bagian selatan, Sulawesi Tengah bagian tengah, Sulawesi Barat bagian tengah, Sulawesi Selatan bagian utara dan selatan
  • Sulawesi Tenggara bagian utara, Papua Barat wilayah sekitar Teluk Bintuni, dan Papua bagian barat dan tengah

Selain itu, masyarakat dan pengelola pelayaran diminta untuk terus memonitor informasi BMKG, guna mewaspadai peringatan dini gelombang tinggi khususnya pada 10-13 Januari 2021.

Tinggi gelombang 2,5 - 4,0 meter (rough sea) berpeluang terjadi di sejumlah perairan berikut:

  • Perairan utara Pulau Sabang, perairan barat Kepulauan Simeulue hingga Kepulauan Mentawai
  • Perairan Pulau Enggano, perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Jawa
  • Samudra Hindia barat Sumatra hingga selatan NTB, perairan timur Kepulauan Bintan-Kepulauan Lingga
  • Perairan Kepulauan Talaud, perairan utara Halmahera, Laut Halmahera, serta Samudra Pasifik utara Halmahera hingga Papua

Gelombang dengan ketinggian 4,0 - 6,0 meter (very rough sea) berpeluang terjadi di perairan Kepulauan Anambas - Kepulauan Natuna, Laut Natuna, dan perairan utara Singkawang.

Sedangkan tinggi gelombang lebih dari 6,0 meter (extrem sea) berpeluang terjadi di Laut Natuna Utara.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Saeno
Editor : Saeno
Sumber : BMKG
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper