Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tim Investigasi Covid-19 dari WHO Kecewa Tidak Bisa Masuk ke China

China berupaya keras mencegah gelombang baru atas virus yang telah menewaskan 4.634 jiwa di negeri tersebut, dan lebih dari 1,8 juta orang secara global.
China/Reuters
China/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyayangkan penundaan otorisasi masuknya tim investigasi WHO ke China. Tim investigasi yang dijadwalkan berada di Negeri Panda pada awal Januari 2021 akan ditugaskan untuk memeriksa kemunculan Sars-Cov-2. 

Seperti dilansir dari Reuters, masih banyak misteri terkait Sars-Cov-2. Adapun, China dinilai sensitif terkait saran dalam menangani awal penyebaran Sars-Cov-2 untuk menghentikan pandemi.

"Kami sangat kecewa bahwa China tidak mengizinkan masuknya tim untuk menginvestigasi [Sars-Cov-s] yang telah menjadi prioritas utama WHO," kata Kepala WHO Tedros Adhanom, Rabu (6/1/2021). 

Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan permasalahan otorisasi tersebut tidak hanya terletak pada penerbitan visa. Menurutnya, penundaan otorisasi tersebut disebabkan oleh kesalahpahaman WHO dan pemerintah China terkait waktu dan beberapa hal lain. 

Adapun, tim investigasi WHO beranggotakan 10 orang dari berbagai negara. Hua menilai tidak perlu ada interpretasi berlebihan atas penundaan tersebut. 

Di sisi lain, Selain itu, pemerintah China melarang kerumunan di ibu kota provinsi.Provinsi Hebei yang seolah memasuki "mode waktu perang" pada Selasa itu menjadi rumah atas 20 dari 23 kasus penularan Covid-19 lokal baru yang dilaporkan di China daratan pada 5 Januari.

Jumlah tersebut melampaui total 19 kasus di provinsi tersebut dalam tiga hari terakhir.

Sementara itu, jumlah total kasus di daratan termasuk yang berasal dari luar negeri turun menjadi 32 dari 33 pada hari sebelumnya. Hebei juga menjadi tempat atas 43 dari 64 kasus tanpa gejala (asymptomatic).

Meski data infeksi baru jauh lebih kecil dibandingkan dengan angka pada puncak pandemi di negara itu, yang pertama kali muncul di kota Wuhan pada akhir 2019, China terus melakukan upaya-upaya agresif.

China berupaya keras mencegah gelombang baru atas virus yang telah menewaskan 4.634 jiwa di negeri tersebut, dan lebih dari 1,8 juta orang secara global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper