Bisnis.com, MAKASSAR — Gubernur Sulawesi Selatan H.M. Nurdin Abdullah telah mengajukan komplain atau protes kepada Pemerintah China atas penemuan drone di Pulau Tenggol, Masalembu, dan Kepulauan Selayar.
Dia mengatakan bahwa Pemprov Sulsel juga telah berkoordinasi dengan Danlantamal VI terkait penemuan UUV (unmanned underwater vehicle) atau drone tersebut.
"Sekarang itu kami sudah komplain nota diplomatik ke Kedutaan Besar China," ujarnya usai mengikuti rapat kerja pelaksanaan kegiatan anggaran 2021 dan evaluasi kegiatan 2020 seperti dikutip dari Antara, Senin (4/12/2021).
Gubernur menjelaskan bahwa penemuan drone yang diduga kuat milik China itu merupakan tindakan yang harus mendapatkan perhatian serius.
Nurdin juga menyatakan bahwa jika keberadaan drone di daerah itu merupakan aktivitas mata-mata sehingga patut diwaspadai.
"Itu mata-mata. Kami sudah berkoordinasi dengan Danlantamal, Angkatan Laut [terkait penemuan drone itu]," ujarnya.
Baca Juga
Sebelumnya, seorang nelayan, Saeruddin, berhasil menjaring sebuah benda yang tampaknya seperti drone bawah air buatan China.
Setidaknya dua kendaraan bawah laut tak berawak jenis glider laut yang sangat mirip telah ditemukan di perairan Indonesia dalam 2 tahun terakhir.
Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang apakah Pemerintah China secara diam-diam melakukan survei bawah air pada rute antara Laut China Selatan dan Samudra Hindia, informasi yang dapat sangat berguna bagi kapal selamnya yang transit melalui area ini saat terendam.
Saeruddin berhasil menangkap pesawat tak berawak itu pada 20 Desember 2020, di dekat Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Dia kemudian menyerahkannya kepada polisi setempat, yang kemudian menyerahkannya kepada militer Indonesia.