Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kabar Baik! Vaksin Pfizer Dapat Izin Penggunaan dari WHO

WHO menyimpulkan, vaksin Pfizer/BioNTech memenuhi kriteria yang harus dimiliki untuk keamanan dan kemanjuran yang ditetapkan oleh organisasi tersebut
Vaksin Pfizer dan BionTech
Vaksin Pfizer dan BionTech

Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memberikan izin penggunaan darurat untuk vaksin Pfizer/BioNTech. Pemberian izin darurat itu merupakan yang pertama sejak wabah virus corona (Covid-19) merebak tahun lalu.

Dilansir dari keterangan resmi WHO, daftar penggunaan darurat atau emergency use listing membuka pintu bagi negara-negara di dunia untuk mempercepat proses persetujuan dan importasi vaksin. Daftar tersebut juga memungkinkan UNICEF dan Pan-American Health Organization untuk mendistribusikan vaksin ke negara-negara yang membutuhkan. 

Dr Mariângela Simão, Asisten Direktur Jenderal WHO untuk Akses ke Obat dan Produk Kesehatan mengatakan pemberian izin darurat tersebut merupakan langkah yang sangat positif untuk memastikan akses vaksin Covid-19 secara global. Namun, dia menekankan perlu upaya bersama yang lebih besar untuk mencapai pasokan vaksin yang memadai guna memenuhi kebutuhan masyarakat dunia.

Menurut Simao, pihaknya bekerja tanpa kenal lelah untuk mengevaluasi standard keamanan dan efektivitas vaksin dari berbagai negara. WHO juga mendorong lebih banyak lagi pengembangan vaksin ke depan.

"Sangat penting bagi kami untuk mengamankan pasokan agar bisa melayani seluruh penduduk di dunia guna membendung pandemi," ujarnya seperti dikutip dari keterangan resmi WHO, Jumat (1/1/2020).

Pakar regulasi yang dikumpulkan oleh WHO dari seluruh dunia dan tim WHO sendiri meninjau data  keamanan, kemanjuran, dan kualitas vaksin Pfizer / BioNTech sebagai bagian dari analisis risiko-vs-manfaat. 

WHO menyimpulkan, vaksin tersebut memenuhi kriteria yang harus dimiliki untuk keamanan dan kemanjuran yang ditetapkan oleh organisasi tersebut. Manfaat yang bisa didapat untuk mengatasi Covid-19 mampu mengimbangi potensi risiko.

Selanjutnya, WHO juga akan merumuskan kebijakan terkait distribusi vaksin dan rekomendasi penggunaannya dalam sidang pada 5 Januari 2020. Untuk diketahui, vaksin cominarty buatan Pfizer membutuhkan ruang penyimpanan yang sangat dingin, yakni -60 hingga -90 derajat celcius. Tak ayal, penyimpanan vaksin ini sangat menantang yang mana cold storage tidak selalu tersedia dan dapat diakses dengan mudah.

Sebelumnya, pelaku industri rantai pendingin nasional menyatakan belum dapat memproduksi rantai pendingin dengan suhu penyimpanan minus 70 derajat Celcius. Namun demikian, pelaku industri rantai pendingin berkomitmen untuk menyediakan fasilitas tersebut jika dibutuhkan.

Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI) menyatakan hanya ada dua rantai pendingin dengan kapasitas suhu di bawah 70 derajat Celcius, yakni di Bitung, Sulawesi Utara dan Makassar, Sulawesi Selatan. Namun demikian, dua fasilitas tersebut dinilai tidak bisa dialihgunakan untuk menyimpan vaksin.

"[Kedua rantai pendingin tersebut] dikhususkan untuk ekspor sashimi dari Indonesia ke Jepang dengan ukuran, kalau tidak salah, 10 ton," kata Ketua Umum ARPI Hasanuddin Yasni kepada Bisnis, Rabu (30/12/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rivki Maulana
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper