Bisnis.com, JAKARTA - Keluarga enam laskar Front Pembela Islam (FPI) meminta pelaku penembakan dihukum seadil-adilnya di depan Komisi III DPR dan mengungkapkan tindakan tersebut sebagai pembunuhan keji.
Hal ini disampaikan oleh anggota keluarga almarhum enam laskar FPI dalam RDPU dengan Komisi III DPR pada Kamis (10/12/2020).
“Melihat kebiadaban dari fakta yang ada maka meminta keadilan dari pemerintah. Dari komisi III, semoga bisa terungkap semua apa yang dilakukan yang membunuh anak saya ini. Saya cuma minta keadilan,” kata Zainuri, ayah almarhum Lutfi Hakim.
Dia menjelaskan bahwa dirinya terakhir kali menghubungi anaknya pada Minggu (6/12/2020) siang. Dalam pesan singkat, anaknya mengabari bahwa dirinya sehat.
Pada Senin (7/12/2020) pukul 15.00 WIB, Zainuri mendapat kabar dari tetangganya bahwa anaknya termasuk orang yang diculik pada kasus penembakan di Tol Cikampek.
Dalam kesaksian di depan anggota Komis III DPR tersebut, seluruh keluarga korban meyakini penembakan dilakukan dari jarak dekat setelah melihat kondisi jenazah yang menunjukkan beberapa luka tembak di bagian dada.
Baca Juga
Zainuri menuturkan bahwa kondisi jenazah anaknya seperti mendapat perlakuan penyiksaan.
“Seperti geseng [di bagian punggung], maaf, kemaluannya [ada bekas] diinjak, pipi bengkak biru, tangannya terkelupas. [Ada luka] tembakan dari jarak dekat, empat lubang tembus semua ke belakang. Naudzubillah,” katanya.
Umar, paman almarhum Andi Oktiawan mengaku tidak dapat membayangkan kejadian sebenarnya setelah melihat kondisi jenazah saat melihat proses pemandian.
“Penembakan itu jelas-jelas jarak dekat. Kondisi tembakan begitu banyak di badan, ada empat di badannya. Belakang juga ada. Matanya memar. Diapain itu, bisa seperti kebakar belakangnya,” tuturnya.
Sementara itu, keluarga korban juga membantah terhadap tuduhan terkait dengan ditemukannya senjata api dan senjata tajam yang disebut miliki laskar FPI.
“Anak-anak kami tidak pernah membawa senjata satupun. Baik itu pistol ataupun parang. Buat apa, karena niatnya baik bukan untuk perang. Kami mohon, anak-anak kami sudah dibunuh dibantai, tetap saja difitnah, itu sangat keji,” kata Anandra, kakak almarhum Muhammad Suci Khadavi.
Desmond Junaidi Mahesa, Wakil Ketua Komisi III sebagai pemimpin rapat saat itu mengungkapkan belasungkawa atas meninggalnya keenam laskar FPI. Sebagai mitra kepolisian, Komisi III DPR bertugas mendengarkan kesaksian dan harapan dari keluarga korban.
“Pada intinya, empat keluarga korban mengharapkan penegakan hukum yang benar di negara RI.”