Bisnis.com, JAKARTA -- Belum banyak masyarakat yang memahami tentang keunggulan pendidikan vokasi. Bahkan tak sedikit yang menilai Perguruan Tinggi Vokasi kalah bergengsi dibandingkan dengan Universitas pada umumnya.
Padahal, pada institusi pendidikan vokasi, SDM akan dibina dan ditempa sehingga memiliki kualifikasi dan kompetensi mumpuni sesuai dengan kebutuhan industri dan dunia kerja (Iduka) Selain itu, Perguruan Tinggi Vokasi juga dapat menghasilkan lulusan yang adaptif dan mampu bertahan dalam persaingan di Iduka masa depan.
Dalam UU No.12 Tahun 2012, disebutkan bahwa Pendidikan Vokasi merupakan program studi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang menyiapkan mahasiswa untuk pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu.
Pendidikan vokasi dalam prosesnya menekankan pada pengembangan praktik terapan dibandingkan teori. Pendidikan vokasi juga diarahkan pada penguasaan keahlian terapan tertentu dan beradaptasi pada bidang pekerjaan tertentu sehingga memiliki naluri dalam penciptaan peluang dan lapangan kerja.
Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras Dudi), Ahmad Saufi mengatakan munculnya stigma akan pendidikan vokasi selama ini disebabkan pemahaman masyarakat terkait keunggulan kuliah di Politeknik atau Sekolah Vokasi masih minim.
Padahal, saat ini Pemerintah dalam membangun sumber daya manusia (SDM) unggul fokus pada penguatan pendidikan vokasi.
Baca Juga
“Memilih pendidikan vokasi itu banyak keuntungannya. Kita akan dilatih beradaptasi dengan kultur industri dan dunia kerja sehingga ketika lulus, langsung siap kerja. Keuntungan lainnya, lulusan vokasi dibekali dengan sertifikat kompetensi yang akan menjadi modal ketika memasuki dunia kerja,” ujar Saufi dalam Vokatalks yang diselenggarakan Vokasinesia, Rabu (25/11/2020).
Menurutnya, jika seseorang memiliki tujuan untuk cepat bekerja, pendidikan vokasi menjadi pilihan terbaik, termasuk dalam penguasaan hard skill dan soft skill. Pendidikan Vokasi juga menawarkan beragam bidang dengan program studi yang menarik.
Safiyya Aziz mahasiswi jurusan komunikasi di Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB) menjelaskan, awal mula masuk Sekolah Vokasi IPB karena ingin memilih studi yang tidak hanya teoritik, tetapi lebih banyak pada praktik.
Kini, meski disibukkan dengan aktivitas perkuliahan, Safiyya masih bisa mengembangkan bakatnya sebagai freelance model. Kuliah di jalur vokasi juga membuatnya tertarik untuk menjadi seorang entrepreneur.
“Goals aku ingin jadi entrepreneur muda. Kuliah di vokasi membuatku banyak belajar berbagai skill. Karena aku juga tidak terlalu suka belajar yang hanya teori, aku merasa cocok kuliah di vokasi,” tuturnya.
Sementara Sovia yang merupakan mahasiswi Desain Manufaktur PPNS menuturkan bahwa salah satu yang menarik kuliah di Politeknik adalah kedekatan dengan industri.
"Di Desain Manufaktur, aku belajar dari mulai merancang, mendesain, hingga membuat kapal, dan PPNS memiliki bengkel yang lengkap untuk para mahasiswa dapat melakukan praktik,” tukasnya