Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Heboh Anies Baca Buku How Democracies Die, Simak Resensinya

Kematian suatu negara demokrasi bisa tak disadari ketika terjadi selangkah demi selangkah, dengan terpilihnya pemimpin otoriter, disalahgunakannya kekuasaan pemerintah, dan penindasan total atas oposisi.
Hendri Tri Widi Asworo
Hendri Tri Widi Asworo - Bisnis.com 23 November 2020  |  09:45 WIB
Heboh Anies Baca Buku How Democracies Die, Simak Resensinya
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. - Twitter

Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menunggah foto tengah membaca sebuah buku pada Minggu (22/11/2020) di akun media sosial. Postingan tersebut membuat jagat maya heboh, karena dinilai kode keras.

Adalah buku How Democracies Die atau Bagaimana Demokrasi Mati karya Steven Levitsky & Daniel Ziblatt yang dibaca Anies Baswedan. "Selamat pagi semua. Selamat menikmati Minggu pagi." Demikian Anies menulis status dalam postingan akun Twitter.

Seperti dikutip dari books.google.co.id, buku yang diterbitkan pertama kali pada 16 Januari 2018, versi bahasa Indonesia, mengulas soal demokrasi bisa mati karena kudeta—atau mati pelan-pelan.

Buku setebal 320 halaman itu memaparkan bahwa kematian suatu demokrasi bisa tak disadari ketika terjadi selangkah demi selangkah, dengan terpilihnya pemimpin otoriter, disalahgunakannya kekuasaan pemerintah, dan penindasan total atas oposisi.

Apabila ketiga langkah tersebut sedang terjadi di seluruh dunia, dan kita semua mesti mengerti bagaimana cara menghentikannya.

Dalam buku ini, dua profesor Harvard Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt menyampaikan pelajaran penuh wawasan dari sebuah sejarah untuk menerangkan kerusakan rezim selama abad ke-20 dan ke-21. Mereka menunjukkan bahayanya pemimpin otoriter ketika menghadapi krisis besar.

Berdasarkan riset bertahun-tahun, keduanya menyajikan pemahaman mendalam mengenai mengapa dan bagaimana demokrasi mati; suatu analisis pemicu kewaspadaan mengenai bagaimana demokrasi didesak; dan pedoman untuk memelihara dan memperbaiki demokrasi yang terancam, bagi pemerintah, partai politik, dan individu.

Sejak foto tersebut diposting Anies melalui akun Twitter @aniesbaswedan, mendapatkan banyak respons dari netizen atau warganet. Hingga berita ini diturunkan lebih dari 27.7000 likes, 3.500 komentar, dan 5.300 diretweet.

Ragam komentar dari postingan Anies tersebut. Salah satunya, datang dari @HidayatAKIAKI. "Pagi pak gub... Kode keras bacaannya.. Kami warga betawi asli siap didepan antum," tulisnya.

Ada komentar satir datang dari @manehsiah. "Demokrasi mati ketika mengejar jabatan dengan menggoreng isu agama."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

demokrasi anies baswedan resensi buku
Editor : Hendri Tri Widi Asworo

Artikel Terkait



Berita Terkini

back to top To top