Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyampaikan bahwa dalam lima tahun terakhir, Indonesia mengalami kemajuan yang positif terkait penanganan stunting.
“Dari data hasil survey status gizi balita Indonesia tahun 2019 menunjukkan prevalensi stunting sebesar 27,67 persen,” kata Menkes Terawan dalam acara Jakarta Food Security Summit 5, dikutip dari YouTube Katadata Indonesia, Kamis (19/11/2020).
Lebih lanjut, angka prevalensi tersebut masih belum baik karena berada di atas ambang batas standard Badan Kesehatan Dunia (WHO) yakni harus di bawah 20 persen.
Pemerintah pun terus berupaya untuk menurunkan angka stunting menjadi 14 persen pada 2024 atau sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN).
Kondisi stunting diketahui menjadi salah satu kendala dalam membentuk sumber daya manusia yang berkualitas.
Walhasil, Menkes menilai pemenuhan gizi pada balita tidak terlepas pada kondisi ketahanan pangan nasional yang kini tengah diupayakan pemerintah.
Sementara itu, diberitakan sebelumnya bahwa Indeks Khusus Penanganan Stunting (IKPS) pada 2019 meningkat 2,16 poin menjadi 66,08 dibanding tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terkait dengan laporan Indeks Khusus Penanganan Stunting (IKPS) menurut Provinsi 2018 - 2019, IKPS naik sebesar 2,16 poin yaitu dari nilai IKPS 63,92 pada 2018 menjadi 66,08 pada 2019.
Hal ini menunjukkan bahwa kinerja pelaksanaan program penanganan stunting di Indonesia meningkat.
Program penanganan stunting merupakan salah satu tugas yang dibebankan secara khusus kepada Wakil Presiden.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang juga selaku Ketua Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) menekankan pentingnya sinergi berbagai pihak dalam menangani stunting.
Oleh sebab itu, diperlukan peran nyata berbagai pihak untuk dapat mencapai target angka stunting 14 persen, mengingat pada 2019 masih terdapat 27,67 persen balita yang mengalami stunting di Indonesia.
“Jangan sampai [terjadi] ego sektoral. Sibuk sendiri-sendiri, [kemudian] tidak nyambung capaiannya. Karena masing-masing kerja, bukan kerja sama," ujarnya.