Bisnis.com, JAKARTA - Provinsi Jawa Barat menerapkan lima jurus menangani pandemi Covid-19. Jabar dinilai sebagai salah satu pionir penanganan pandemi sejak awal tahun.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjelaskan lima prinsip penanganan Covid-19 yaitu proaktif, transparansi, ilmiah, inovatif dan kolaborasi. Seluruhnya menjadi kunci menekan angka penularan.
Menurut Kang Emil, begitu sapaan Ridwan Kamil, Jawa Barat menjadi provinsi pertama yang mendeklarasikan siaga 1 pandemi Covid-19 sejak Januari 2020. Daerah ini juga menjadi yang pertama menelurkan istilah adaptasi kebiasaan baru (AKB).
“Kami provinsi pertama beli PCR di Korea Selatan saat PCR masih testing di Jakarta. Kami juga yang pertama bikin zonasi hitam, merah, kuning, biru dan hijau. Setelah 2 bulan kami ikuti warna dari pemerintah pusat,” katanya pada acara Forum Pemred, Senin (16/11/2020)
Terkait transparansi, Jawa Barat selalu berusaha terbuka apa adanya. Terlebih transparan berkaitan erat dengan penyampaian data. Meskipun begitu, pihaknya masih menghadapi persoalan perbedaan data dari pemerintah pusat dengan Jawa Barat.
Lebih lanjut dikatakan Ridwan Kamil, Jabar memiliki sejumlah epidemiolog untuk memastikan kebijakan yang dilakukan tepat sasaran. Menurutnya semua kalangan harus berkorban membela negara dalam memerangi pandemi Covid-19.
Baca Juga
“Kami selalu coba inovatif, kami bangga vaksin diproduksi di Jawa Barat. Kemudian adalah kolaborasi,” terangnya.
Ridwan Kamil menyebut pemerintah setempat memilah antara kawasan padat penduduk dengan tidak padat penduduk. Pemisahan ini untuk memperjelas kebijakan yang akan ditelurkan. Seperti Bogor, Depok dan Bekasi akan mengikuti kebijakan Jakarta.
“Pandemi di Indonesia epicentrum ada di Jakarta dan sekitar. Maka saya enggak bisa perlakukan seperti ketatnya Jabodetabek di Pangandaran, Banjar,” tuturnya.