Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Joe Biden meyakinkan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga bahwa perjanjian keamanan antara kedua negara meliputi pulau di Laut China Timur yang juga diklaim oleh China.
Suga mengatakan kepada wartawan bahwa komitmen tersebut disampaikan melalui panggilan telepon antara kedua pemimpin pagi ini, Kmais (12/11/2020).
Biden dan Suga setuju untuk bertemu sesegera mungkin dan untuk bekerja sama dalam berbagai masalah, termasuk soal penanganan Virus Corona.
Jepang selalu meminta jaminan tentang ruang lingkup perjanjian keamanan setiap kali AS memilih pemimpin baru. Pasal lima dari isi perjanjian tersebut mewajibkan kedua belah pihak untuk "bertindak menghadapi bahaya bersama", jika terjadi serangan bersenjata terhadap salah satu pihak di wilayah yang dikelola oleh Jepang.
AS mengakui pulau-pulau yang disengketakan itu dikelola oleh Jepang, namun bukan merupakan bagian dari negara tersebut.
Kapal pemerintah China dan Jepang sering terlibat kejar-kejaran di sekitar pulau yang dikenal sebagai Senkaku oleh Jepang dan dinamai Diaoyu oleh China.
Seperti banyak pemimpin negara demokrasi besar lainnya, Suga tetap melanjutkan seruan tersebut, meskipun faktanya Presiden Donald Trump terus membantah hasil pemilu.
Pendahulu Suga, Shinzo Abe, adalah pemimpin pertama negara besar yang bertemu Trump setelah pemilu 2016. Dia terbang ke New York untuk melakukan pembicaraan sebelum dilantik.
Setelah Perang Dunia II, Jepang mengadopsi konstitusi yang hanya mengizinkan senjata pertahanan. Negara itu mengandalkan AS untuk menangkal senjata nuklir musuh regional, termasuk China dan Korea Utara.