Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong kerja sama pengadaan obat-obatan dan vaksin Covid-19 antara negara-negara Asean dengan China. Kerja sama ini dinilai sebagai faktor penting untuk menyelesaikan isu kesehatan di tengah pandemi Covid-19.
Jokowi melanjutkan bahwa menyelesaikan masalah kesehatan akan menjadi gerbang pemulihan ekonomi di kawasan.
"Saya mengapresiasi komitmen RRT untuk berpartisipasi dalam COVAX dan menjadikan vaksin sebagai barang publik global. Kita harus bekerja sama dalam memenuhi kebutuhan obat-obatan dan vaksin Covid-19 di kawasan," kata Presiden saat menyampaikan pidato pada KTT ke-23 Asean-China secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (12/11/2020).
Adapun, dalam pidato KTT ke-37 Asean Presiden Jokowi juga membahas ketersediaan dan produksi vaksin Covid-19 di kawasan Asia Tenggara.
Berdasarkan keterangan resmi yang diterima Bisnis, rangkaian KTT Asean yang berjumlah 17 sesi pertemuan ini dihadiri oleh 10 kepala negara/pemerintahan Asean dan 8 kepala negara atau pemerintahan negara mitra Asean.
Utamanya, dalam KTT ke-37 Asean para pemimpin kawasan akan membahas langkah bersama untuk mencegah dampak yang lebih luas dari pandemi Covid-19 dengan menekankan prioritas kerja sama di 2021, khususnya terkait keberadaan dan produksi vaksin bagi kawasan.
Baca Juga
"Rangkaian KTT membahas langkah bersama untuk mencegah dampak lebih luas pandemi ini bagi kawasan dengan menekankan prioritas kerja sama di 2021, khususnya terkait vaksin," ujar Jokowi.
Sementara itu, diberitakan sebelumnya bahwa Indonesia memiliki kesempatan menjadi pusat produksi vaksin Covid-19 di kawasan Asia Tenggara. Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri China Wang Yi usai bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di kota Tengchong, Yunnan, China bulan lalu.
“Kami akan mendukung perusahaan kami untuk meningkatkan kerja sama, khususnya berbagi teknologi dan pengalaman, supaya Indonesia bisa menjadi pusat produksi vaksin di kawasan Asia Tenggara,” katanya.
Saat ini PT Bio Farma (persero) tengah berkolaborasi dengan Universitas Padjadjaran terkait uji klinis tahap 3 vaksin milik perusahaan China, Sinovac. Uji klinis ini melibatkan 1.620 relawan.
Bio Farma mengklaim mampu memproduksi sekitar 16-17 juta dosis vaksin Covid-19 milik Sinovac. Secara total, perusahaan pelat merah ini memiliki kapasitas untuk memproduksi 250 juta dosis vaksin per tahun.
Bio Farma akan memulai produksi vaksin tersebut secara bertahap jika sudah mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Izin tersebut akan diberikan dengan mempertimbangkan hasil uji klinis.