Bisnis.com, BANDARLAMPUNG - Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi hari ini dijadwalkan berjumpa Dirjen WHO.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengundang dua menteri Indonesai tersebut bersama delegasi Indonesia untuk berbagi pengalaman soal penanganan Covid-19.
Ketua Badan Pekerja Center for Democracy and Participative Policy Initiatives Studies (CeDPPIS) Muzzamil mengapresiasi undangan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) tersebut.
"Direktur Jenderal (Dirjen) WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengundang mereka, Jumat (6/11/2020) pukul 11.00 Central European Time atau 17.00 WIB, bersama Menkes untuk berbagi pengalaman terbaik penyelenggaraan tindakan dalam penanganan Covid-19," kata Muzzamil, dalam keterangannya, di Bandarlampung, Kamis (5/11/2020).
Indonesia, merujuk surat yang diteken Asisten Dirjen Kesiapan Darurat WHO Jaouad Mahjour, 30 Oktober 2020 itu, dinilai sukses dalam tinjauan intra-aksi tindakan (intra-action review/IAR).
Pada 23 Juli 2020 lalu, WHO telah menerbitkan pedoman dan alat WHO dengan melakukan Country Covid-19 IAR, dengan spirit pembelajaran dan peningkatan berkelanjutan.
Baca Juga
Terobosan Indonesia diekspektasi bisa dijadikan salah satu role model kisah sukses dan praktik baik guna meningkatkan respons global terhadap Covid-19.
Menurut Muzzamil, WHO ingin mendengar langsung sudut lain pengalaman Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dalam melawan pandemi.
Muzzamil menyebutkan apa yang di dalam negeri dianggap biasa, justru dinilai luar biasa di mata dunia.
Secara eksternal. Muzzamil menyatakan hal ini bisa jadi entry point Indonesia berikutnya dalam meneguhkan diplomasi kemanusiaan, kepeloporan inisiatif.
Bahkan, lanjutnya, kepercayaan global kepada Indonesia sebagai sekutu strategis dalam perang total melawan pandemi masa mendatang.
Mengutip surat WHO, 31 Juli 2020 lalu, pertemuan keempat Komite Darurat International Health Regulations/IHR (2005) tentang Covid-19, memberi rekomendasi sementara kepada para negara untuk berbagi praktik terbaik dengan WHO, termasuk tinjauan intra-aksi, dan menerapkan pembelajaran negara itu.
Semua negara terus menghadapi risiko sistemik, seperti risiko terkait wabah penyakit yang berpotensi menyebabkan dampak kesehatan dan sosial ekonomi signifikan.
"Selama pandemi, penting bagi negara-negara terus merefleksi strategi respons mereka yang sedang berlangsung, menyesuaikan pendekatan mereka sesuai kebutuhan untuk memperkuat kesiapsiagaan dan kapasitas respons," kata WHO.
Menurut WHO, dengan terus meninjau dan mengadaptasi strategi respons saat ini, mengidentifikasi apa yang bekerja dengan baik dan tidak begitu baik, dan menerapkan pelajaran yang diperoleh, "Negara-negara mungkin memiliki kesempatan untuk mengubah lintasan wabah Covid-19,” kata WHO.
"Sejauh ini, amatan kami tak melihat ini bakal dijadikan sejenis ajang dikte atas nama komunitas global atau selubung kepentingan tertentu. Sebaliknya, kami berharap semoga ini kesempatan baik Indonesia untuk bisa ambil peran lebih dalam pengarusutamaan kerja global melawan pandemi global," kata Muzzamil.