Bisnis.com, JAKARTA - Standard Chartered Plc. membukukan laba di atas perkiraan seiring dengan kredit bermasalah yang mulai berkurang dan pemulihan beberapa pasar utama di kawasan Asia.
Dilansir Bloomberg, Kamis (29/10/2020), laba sebelum pajak Standchart turun 40 persen pada kuartal ketiga tahun ini ke US$745 juta. Nilai ini lebih tinggi ketimbang perkiraan analis yang di angka US$502 juta.
Impairment kredit mereda dalam dua kuartal terakhir dan pada kuartal ketiga senilai US$353 juta, hampir separuh di bawah perkiraan.
Pendapatan dari bisnis investment banking didorong oleh kinerja Wall Street dan perolehan laba di Asia yang stabil dari tahun sebelumnya. Ini adalah kuartal ketiga berturut-turut kinerja Standchart melampaui perkiraan analis
"Transformasi mendorong kami untuk menghadapi badai ekonomi dengan baik," kata CEO Standchart Bill Winter dalam sebuah pernyataan resmi.
Dia menyebutkan bisnis wealth management dan pasar modal memiliki momentum baik. Pihaknya juga mengatur biaya untuk inovasi.
"Kami juga sangat siap untuk menghadapi masalah kenaikan penurunan kualitas kredit," katanya.
Sama dengan kompetitornya, HSBC Holdings Plc., Standchart mengisyaratkan akan berusaha melanjutkan proses mendapatkan persetujuan otoritas Inggris terkait penundaan dividen.
Perusahaan yang berbasis di London ini juga menyatakan biaya kredit diperkirakan lebih rendah pada semester kedua 2020 dibandingkan dengan paruh pertama.
"Kami memiliki permodalan yang cukup untuk ekspansi dan pembagian dividen pada 2021," katanya.