Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ant Group Segera Melantai, China Bersiap Pecahkan Rekor Valuasi IPO

Ant Group mengincar dana sebesar 114,9 miliar yuan atau US$17,1 miliar dari aksi IPO nya di China. Jumlah tersebut tidak termasuk greenshoe option yang belum digunakan oleh perusahaan untuk menawarkan lebih banyak saham.
Pendiri Alibaba Jack Ma menjadi pembicara di sela-sela Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10/2018)./ANTARA-M Agung Rajasa
Pendiri Alibaba Jack Ma menjadi pembicara di sela-sela Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10/2018)./ANTARA-M Agung Rajasa

Bisnis.com, JAKARTA – Penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) yang dilakukan oleh Ant Group yang dimiliki oleh Jack Ma akan mendorong valuasi saham China mencatatkan rekor baru tahun ini.

Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (27/10/2020), Ant Group mengincar dana sebesar 114,9 miliar yuan atau US$17,1 miliar dari aksi IPO nya di China. Jumlah tersebut tidak termasuk greenshoe option yang belum digunakan oleh perusahaan untuk menawarkan lebih banyak saham.

Nilai penawaran Ant Group, yang juga melakukan IPO di Hong Kong, akan melewati rekor penawaran yang sebelumnya dicetak oleh Agricultural Bank of China Ltd sebesar 68,5 miliar yuan.

Data yang dikumpulkan Bloomberg menyatakan, total saham yang ditawarkan di bursa Shenzhen dan Hong Kong mencapai 503 miliar yuan. Angka tersebut melewati total nilai saham tertinggi sebelumnya yakni sebesar 491 miliar yuan pada 2010 lalu.

Adapun Ant Group akan resmi diperdagangkan pada 5 November mendatang di lantai bursa Hong Kong. Sementara itu, tanggal resmi melantainya Ant di China belum diumumkan oleh perusahaan.

Dalam satu tahun terakhir, otoritas bursa China melakukan sejumlah relaksasi untuk perusahaan yang tertarik untuk melantai di bursa, salah satunya adalah memperbolehkan perusahaan yang tengah merugi untuk menjual saham. Selain itu, bursa China juga menghapus batasan valuasi saham yang sebelumnya diterapkan.

Langkah tersebut mempermudah perusahaan-perusahaan di Negeri Panda tersebut untuk masuk ke pasar modal dan mencari pendanaan. Hal tersebut terjadi seiring dengan tensi panas China dan AS di bidang perdagangan dan teknologi yang membatasi ruang gerak perusahaan asal China di pasar global.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper