Bisnis.com, JAKARTA - Empat siswa ditahan bersama 15 orang lainnya di Prancis setelah kepala seorang guru dipenggal.
Guru tersebut bernama Samuel Paty. Kepalanya dipenggal akibat menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya.
Tahanan lainnya termasuk empat anggota keluarga si pembunuh, seorang orangtua murid dan seorang radikal Islam yang terkenal.
Polisi melakukan sekitar 40 penggerebekan di rumah-rumah tersangka kemarin dan akan lebih banyak penggerebekan lainnya.
Pembunuhan brutal itu mengejutkan Prancis, sehingga puluhan ribu orang mengambil bagian dalam aksi unjuk rasa di seluruh negeri pada Minggu (18/10/2020), untuk menghormati Paty dan membela kebebasan berbicara.
Upacara penghormatan kepada Paty, yang berusia 47 tahun, akan diadakan di Universitas Sorbonne di Paris pada Rabu (21/10/2020).
Seorang pria bernama Abdoulakh A yang berusia 18 tahun ditembak mati oleh polisi pada hari Jumat (16/10/2020) setelah membunuh Paty di dekat sekolahnya di Conflans-Sainte-Honorine, pinggiran barat laut Paris.
Empat siswa sekolah yang diduga telah membantu mengidentifikasi Paty dengan imbalan pembayaran telah ditahan, kata sumber pengadilan seperti dikutip BBC.com, Selasa (20/10/2020).
Dengan demikian kini terdapat 15 orang yang ditahan setelah pembunuhan itu.
Kakek, orang tua, dan saudara laki-laki berusia 17 tahun dari si pembunuh ditahan tak lama setelah serangan mengerikan itu.
Sedangkan, ayah dari seorang murid yang dilaporkan meluncurkan kampanye online melawan Paty dan seorang pengkhotbah yang digambarkan oleh media Prancis sebagai seorang Islam radikal termasuk di antara enam orang yang ditangkap pada Sabtu (17/10/2020).
Menteri Dalam Negeri Gérald Darmanin menuduh kedua pria itu mengeluarkan "fatwa" terhadap guru itu.
Sedangkan belasan penggerebekan kemarin yang menargetkan tersangka radikal Islam tidak selalu terkait dengan penyelidikan pembunuhan Paty.
Darmanin mengatakan polisi akan mewawancarai sekitar 80 orang yang diyakini telah mengirim pesan untuk mendukung pembunuhan itu.