Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan program Guru Penggerak dengan tujuan melahirkan pemimpin pendidikan masa depan yang mewujudkan generasi unggul Indonesia.
Pendidikan bagi calon Guru Penggerak itu dimulai hari ini, Kamis (15/10/2020).
“Semoga program pendidikan Guru Penggerak menjadi inspirasi, motivasi, akselerator untuk inovasi-inovasi yang berpusat kepada murid, yang berpusat kepada pembelajaran murid,” ujar Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Iwan Syahril pada peluncuran Guru Penggerak, Kamis (15/10/2020).
Per hari ini, ada 2.460 calon Guru Penggerak yang akan mulai mengikuti pendidikan, sementara 340 orang lainnya akan ikut program 2021, karena masih ada kekurangan pendamping.
“Calon guru penggerak akan mengikuti pendidikan 9 bulan, pendidikan daring, lokakarya, dan akan melakukan pendidikan selama 2 bulan pada tahun ini dan dilanjutkan 7 bulan pada 2021 mulai Februari,” terang Iwan.
Para calon Guru Penggerak nantinya juga akan didampingi oleh 507 pengajar praktik dan 147 fasilitator.
“Kesungguhan hati yang kuat jadi kunci kesuksesan menjadi guru penggerak,” imbuhnya.
Iwan juga menjelaskan bahwa secara umum, program Guru Penggerak bertujuan membangunkan kembali nilai-nilai yang diajarkan Ki Hajar Dewantara agar muncul di ruang-ruang kelas Indonesia.
“Seperti yang diamanatkan beliau, setiap pendidik harus bebas dari segala ikatan, dan fokus untuk menjadi pemimpin-pemimpin pendidikan di Indonesia yang berpusat kepada murid, menghormati kemerdekaan anak,” katanya.
Dengan program ini, guru nantinya bertugas menumbuhkan murid yang berakhlak mulia, kritis, kreatif, berkualitas untuk menyongsong masa depan.
“Kita ingin menghasilkan guru yang bisa mengajar kreatif dan sekaligus menjadi mentor bagi teman sejawat, bersedia membagi ilmu yang dimilki dari program ini ke guru lain sehingga sistem pendidikannya makin berdaya,” tambahnya.