Bisnis.com, JAKARTA - Pabrikan mobil Hyundai Motor Group telah menyepakati kerja sama dengan pemerintah Singapura untuk membangun pusat pabrik mobil listrik di Asia Tenggara. Kerja sama dengan nilai investasi 400 juta dolar Singapura, atau setara US$294 juta ini diumumkan oleh Perdana Menteri Lee Hsien Loong pada Selasa (13/10/2020).
"Aktivitas otomatif sekali lagi akan menjadi hal penting di Singapura," kata Lee seperti diwartakan Bloomberg.
Menurut paparan Lee, pabrik tersebut rencananya akan mampu memproduksi 30.000 mobil listrik setiap tahunnya. Target kapasitas ini diharapkan bisa tercapai pada 2025. Sedangkan terkait pembangunan pabrik, Lee mencanangkan prosesnya akan tuntas pada 2022.
"Pabrik mobil listrik punya rantai suplai yang berbeda, kebutuhan bagian mekaniknya lebih sedikit dan lebih bergantung pada komponen listrik. Kami percaya industri Singapura bisa mewujudkan target tersebut," sambungnya.
Lee juga mengutarakan harapannya agar kerja sama ini bisa menjadi awal kolaborasi jangka panjang Singapura dengan Korea Selatan. Dia yakin kerja sama bisa berlanjut ke sektor lain.
Apalagi, selain untuk produksi, pabrik Hyundai di Singapura rencananya juga akan dimanfaatkan untuk mengembangkan teknologi kemudi otomatis yang memanfaatkan artificial intelligence (AI).
Baca Juga
"Pada akhirnya, kami berharap pembangunan pabrik ini juga akan mampu membuat ekonomi Singapura terus tumbuh, dan melahirkan banyak lapangan kerja baru."
Sejak Ford Motor Co. menutup pabrik mereka di Singapura puluhan tahun lalu, Singapura memang belum lagi memiliki pabrik mobil mereka sendiri.
Tesla dikabarkan sempat tertarik untuk berinvestasi di Singapura, namun sejauh ini mereka masih memusatkan produksinya di China. Produk-produk Tesla yang beredar di Singapura pun juga merupakan produk impor dari China.