Bisnis.com, JAKARTA – China mengurangi laju pembelian produk-produk Amerika Serikat pada Agustus 2020, mengindikasikan lambannya progres perjanjian dagang tahap I dengan Negara Paman Sam itu.
Dilansir Bloomberg, berdasarkan data Bea Cukai China, Selasa (29/9/2020), nilai pembelian produk-produk AS tercatat turun dibandingkan bulan lalu. Penurunan paling besar berasal dari produk energi.
Hingga akhir Agustus 2020, China hanya membeli 32,8 persen dari target tahunan yang sudah ditetapkan yakni lebih dari US$170 miliar. Artinya, masih ada kekurangan sekitar US$115 miliar sampai akhir tahun ini untuk mencapai target itu.
Pembelian produk energi turun 24 persen pada Agustus dibandingkan bulan sebelumnya, atau hanya 14 persen dari target selama setahun. Ketika impor minyak mentah China dari Amerika Serikat (AS) anjlok signifikan dari nilai Juli, nilai impor diperkirakan bakal kembali naik dalam beberapa bulan mendatang.
AS dan China memastikan komitmen keduanya terhadap perjanjian dagang tahap I. Komitmen ini mengindikasikan bahwa kedua negara besar ini bersedia bekerjasama meski tensi keduanya masih panas.
Per Agustus 2020, China memangkas impor daging babi dari AS hingga hampir 40 persen dari bulan sebelumnya. Sebaliknya, China menyerap lebih banyak sereal dari AS.
Baca Juga
Impor kacang kedelai, salah satu komoditas utama dalam perjanjian dagang tahap I, juga naik hampir 300 persen dan akan terus meningkat seiring mendekatnya musim panen di AS.