Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia dan China telah berkerja sama mengembangkan vaksin virus Corona (Covid-19) melalui perusahaan pelat merah PT Bio Farma (persero) dan Sinovac. Saat ini calon vaksin tersebut tengah menjalani proses uji klinis tahap ketiga di Bandung, Jawa Barat.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan bahwa hingga saat ini uji klinis berjalan dengan lancar.
“Tidak diperoleh efek yang berat. Jadi intinya dapat berjalan dengan lancar dan sejauh ini hasilnya baik,” kata Menlu Retno usai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo secara virtual, Senin (28/9/2020).
Retno menyatakan bahwa pihaknya dan Tim Pengembangan Vaksin Covid-19 tengah memantau persiapan Bio Farma yang akan menjadi pabrik pembuat vaksin tersebut.
Pada 20 September 2020, tim ahli dari Sinovac telah mengunjungi fasilitas produksi milik Bio Farma dan sekaligus melakukan observasi pelaksanaan uji klinis tahap ketiga.
Selanjutnya, BPOM juga akan meninjau fasilitas produksi milik Sinovac di Beijing, China. Tim akan melihat secara langsung kualitas vaksin.
Baca Juga
“Ini merupakan salah satu bagian dari kehati-hatian dalam mempersiapkan vaksin yang akan digunakan di Indonesia,” kata Retno.
BPOM juga terus melakukan komunikasi dengan Sinofarm dan G42, perusahaan asing yang juga berkerja sama dengan Indonesia terkait vaksin. Uji klinis kedua vaksin ini dilakukan di Uni Emirate Arab.
“BPOM sudah melakukan pertemuan dengan otoritas UAE, dan mereka sepakat untuk melakukan sharing data mengenai uji klinis. Sharing data ini akan sangat penting bagi BPOM untuk penggunaan vaksin dari Sinofarm dan G42,” kata Menlu.
Adapun, Menlu juga menjelaskan bahwa ada dua gedung yang akan menjadi fasilitas produksi vaksin Corona milik Bio Farma. Gedung 21 akan digunakan untuk produksi vaksin Sinovac dan Gedung 43 akan menjadi fasilitas produksi vaksin lainnya, baik yang melalui mekanisme multilateral.
“Sebagai penutup pada intinya pemerintah terus berusaha melakukan vaksinasi secara tepat waktu dan terus memberikan perhatian terhadap keselamatan, safety efficacy dan quality dari vaksin tersebut,” kata Retno.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo dalam pembukaan rapat meminta jajarannya untuk membuat detail rencana vaksinasi. Dia meminta agar penyusunan rencana tersebut rampung dalam dua pekan agar saat vaksin telah ada, pelaksanaan di lapangan dapat segera dilakukan.