Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Akhirnya Buka Kembali Perbatasan

Kementerian Luar Negeri China menyatakan setiap warga negara asing yang memasuki China harus mengikuti setiap aturan untuk mencegah penularan Covid-19.
Seorang anggota staf membersihkan konter bagian makanan laut di jaringan 7Fresh JD.com sebelum toko dibuka, saat negeri tersebut sedang dilanda penularan virus corona baru, di Kota Yizhuang, Beijing, China, Sabtu (8/2/2020). Foto diambil tanggal 8 Februari 2020. /Antara-Reuters
Seorang anggota staf membersihkan konter bagian makanan laut di jaringan 7Fresh JD.com sebelum toko dibuka, saat negeri tersebut sedang dilanda penularan virus corona baru, di Kota Yizhuang, Beijing, China, Sabtu (8/2/2020). Foto diambil tanggal 8 Februari 2020. /Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah China akhirnya melonggarkan restriksi bagi warga negara yang asing, setelah hampir 6 bulan menutup rapat perbatasannya guna meminimalisir penularan Covid-19.

Berdasarkan keterangan resmi Kementerian Luar Negeri China, dilansir dari Bloomberg, Kamis (24/9/2020), warga negara asing yang memegang izin tinggal untuk bekerja, urusan pribadi, dan reuni diperbolehkan masuk China mulai 28 September 2020.

Bagi warga negara asing sesuai kriteria di atas, Kementerian Luar Negeri China menyatakan mereka dapat mendaftar visa baru apabila visanya sudah kadaluarsa.

Pelonggaran perbatasan ini dilakukan setelah China menutup perbatasannya hampir untuk semua warga negara asing sejak Maret 2020. Langkah China juga diikuti banyak negara yang menutup perbatasannya untuk menekan potensi penularan Covid-19.

Kementerian Luar Negeri China menyatakan setiap warga negara asing yang memasuki China harus mengikuti setiap aturan untuk mencegah penularan Covid-19. Berdasarkan aturan ini, warga negara aisng yang masuk ke China harus melakukan karantina selama 14 hari dan melakukan tes saat dating.

Bagi warga yang terdeteksi positif Covid-19, maka mereka akan segera dirawat di rumah sakit atau fasilitas isolasi yang ditunjuk pemerintah.

Ketika China hanya melihat gejala sporadis sejak angka infeksi mencapai 0 pada Maret lalu, jumlah kasus positif di Amerika Serikat, dan Eropa terus menunjukkan peningkatan.

Angka kematian akibat Covid-19 di AS bahkan melebihi 200.000 orang sedangkan angka kasus baru di Prancis melonjak di atas 10.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper