Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hadapi Gelombang Kedua Covid-19, Inggris Berlakukan WFH

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson meminta warganya untuk WFH (work from home) jika memungkinkan dan memerintahkan restoran dan bar tutup lebih awal untuk mengatasi gelombang kedua Covid-19 yang menyebar dengan cepat.
Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson./Bloomberg-Simon Dawson
Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson./Bloomberg-Simon Dawson

Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson meminta warganya untuk WFH (work from home) jika memungkinkan dan memerintahkan restoran dan bar tutup lebih awal untuk mengatasi gelombang kedua Covid-19 yang menyebar dengan cepat.

Pembatasan baru tersebut kemungkinan akan berlaku hingga enam bulan ke depan karena kematian dapat melonjak tanpa tindakan cepat.

Meski Johnson tidak memberlakukan penguncian penuh lagi seperti yang dia lakukan pada bulan Maret, tetapi dia memperingatkan bahwa tindakan lebih lanjut dapat dilakukan jika penyakit itu tidak bisa ditekan.

"Kami berhak untuk mengerahkan upaya tembak yang lebih keras dengan pembatasan yang jauh lebih besar," katanya kepada parlemen menyusul pertemuan darurat dengan para menteri dan pemimpin pemerintah Inggris seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Rabu (23/9/2020).

Hanya beberapa minggu setelah mendesak orang untuk mulai kembali ke tempat kerja, Johnson menyarankan pekerja kantoran untuk WFH jika mereka bisa.

Dia memerintahkan semua pub, bar, restoran, dan situs perhotelan lainnya tutup pada pukul 10 malam mulai besok. Hanya layanan antar ke rumah yang diizinkan.
Dalam pidato televisinya, Johnson mengatakan musim dingin akan sulit, tetapi strateginya akan menjaga ekonomi tetap bergerak sambil menahan penularan Covid-19.

"Kita harus bertindak sekarang. Dengan cara ini kita dapat membuat orang tetap bekerja, kita dapat menjaga toko dan sekolah kita tetap buka, dan kita dapat membuat negara kita terus maju sementara kita bekerja sama untuk menekan virus," katanya.

Tidak jelas apakah langkah-langkah itu akan cukup untuk mengekang gelombang kedua di Inggris. Para ilmuwan mengatakan bahwa kasus baru dapat mencapai 50.000 per hari pada pertengahan Oktober.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper