Bisnis.com, JAKARTA - Data ekspor Korea Selatan menunjukkanrebound pada September didukung olehmeningkatnya produktivitas dan permintaan untuk mobil dan semikonduktor seiring dengan pembukaan ekonomi secara bertahap setelah lockdown yang dipicu virus Corona.
Menurut data Kantor Bea Cukai yang dirilis hari ini, ekspor naik 3,6 persen pada 20 hari pertama bulan ini dari tahun sebelumnya. Kenaikan itu merupakan yang pertama sejak Maret lalu. Sementara itu, impor Korea Selatan turun 6,8 persen dalam 20 hari pertama bulan ini.
Namun, pengiriman harian rata-rata memberikan gambaran yang kurang optimistis, turun 9,8 persen karena periode tersebut memiliki dua hari kerja lebih banyak dibandingkan dengan tahun lalu.
"Secara keseluruhan terlihat lebih baik secara bertahap. Dengan kejutan dalam ekspor ke China dan peningkatan permintaan chip dari AS, kami pasti tidak akan melihat penurunan seperti di kuartal kedua," kata Jeong Won-il, ekonom di Yuanta Securities, dilansir Bloomberg, Senin (21/9/2020).
Ekspor Korea Selatan berfungsi sebagai barometer kesehatan ekonomi global. Sedangkan laporan terbaru menunjukkan perdagangan global perlahan-lahan mengumpulkan momentum karena negara-negara berupaya menormalkan aktivitas di tengah pandemi yang belum reda. Namun, pengetatan sanksi AS terhadap perusahaan-perusahaan besar China tampak sebagai ancaman bagi ekspor chip Korea Selatan.
Hari libur nasional Chuseok yang jatu 30 September hingga 2 Oktober tahun ini kemungkinan akan meningkatkan angka ekspor utama. Ekspor bulanan Korea Selatan turun sekitar seperempat pada bulan April dan Mei, tetapi penurunan tersebut telah berkurang sejak saat itu.
Baca Juga
Sementara ekspor ke China, pasar luar negeri terbesar Korea Selatan, naik 8,7 persen selama 20 hari pertama bulan ini, sedangkan sementara pengiriman semikonduktor meningkat 25 persen.
Ekspor ke AS naik 16 persen dalam periode tersebut dan pengiriman ke Uni Eropa naik 9,6 persen, sedangkan ekspor ke Jepang turun 19 persen.
Pengiriman mobil ke luar negeri naik 39 oersen, sementara produk minyak turun 46 persen. Penjualan perangkat komunikasi nirkabel turun 9,1 persen.