Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PSBB Ketat, Agus Wibowo BNPB: Memang Perlu Injak Rem Polll

Better late than never. Artinya yang diperlukan sekarang adalah penguatan protokol kesehatan...Injak rem total.
Ilustrasi-Satpol PP melakukan operasi pendisiplinan penggunaan masker di ruas Jalan Percetakan Negara, Jumat (24/7/2020) pagi./Bisnis-Nyoman Ari Wahyudi
Ilustrasi-Satpol PP melakukan operasi pendisiplinan penggunaan masker di ruas Jalan Percetakan Negara, Jumat (24/7/2020) pagi./Bisnis-Nyoman Ari Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Pengembangan Strategi Penanggulangan Bencana BNPB Agus Wibowo menyatakan sudah saatnya dilakukan langkah injak rem total terkait penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar.

Hal itu diungkapkan Agus melalui akun twitternya. 

Merespons berita terkait pernyataan Wali Kota Bogor Bima Arya yang berpendapat kondisi penyebaran Covid-19 di Indonesia bakal lebih terkendali jika di awal pandemi Pemerintah Pusat mengambil opsi karantina wilayah ketat atau lockdown, Agus menyebutkan soal pentingnya injak rem secara total.

Better late than never. Artinya yang diperlukan sekarang adalah penguatan protokol kesehatan...Injak rem total..,” cuit Agus melalui akun twitter pribadinya, Minggu (13/9/2020).

Dalam cuitan itu, Agus turut melampirkan data penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 harian nasional yang sudah di atas 4 ribu. Berangkat dari situ, dia menegaskan, sudah saatnya pemerintah pusat memperketat pemberlakuan PSBB.

Agus juga mengajak provinsi lain melakukan pengetatan PSBB.

Sementara itu Wali kota Bogor Bima Arya menilai kondisi penyebaran pandemi Covid-19 di Indonesia akan berbeda bila sejak awal atau sekitar 6 bulan lalu seluruh wilayah di Tanah Air menerapkan karantina ketat atau lockdown.

Hal itu diungkapkan Bima Arya dalam acara diskusi yang diselenggarakan Smart FM, Sabtu (12/9/2020).

Dalam diskusi publik itu, Bima menanggapi tentang desakan publik agar daerahnya mengikuti kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang digaungkan Pemprov DKI Jakarta.

"Di awal-awal itu, kalau saja kita serempak lockdown, ceritanya berbeda," jelas Bima Arya dalam diskusi itu.

Bima menilai konteks hari ini sudah berbeda untuk menerapkan lockdown wilayah dibandingkan 6 atau 5 bulan lalu.

Perhitungan untuk mengambil kebijakan itu, tegas dia, berbeda dengan kondisi ekonomi yang ada saat ini.
Data ekonomi yang tampak saat ini, jelas Bima, terbilang sangat mengerikan.

"Tetapi hari ini kondisi sudah seperti ini. Konteks agak berbeda, kesiapan untuk lockdown agak berbeda dibanding 6 bulan lalu. Kalau saja 6 bulan lalu, 5 bulan lalu ya, atau 3 bulan pertama kita serentak, firmed, Presiden sampaikan nomor 1 kesehatan. Kita lockdown semua. Luar biasa itu," tegas Bima.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper